Jumat, 03 Mei 2024 | 00:36
NEWS

Soal Mutasi Baru Virus Corona, Begini Penjelasan Ahli Epidemiologi

Soal Mutasi Baru Virus Corona, Begini Penjelasan Ahli Epidemiologi
Ilustrasi virus corona (3D4MEDICAL)

ASKARA - Mutasi baru virus corona pertama kali ditemukan di Inggris. Menurut ilmuan, mutasi virus yang diberi nama E484K tersebut 70 lebih menular dari varian sebelumnya. 

Namun demikian, mutasi baru virus covid-19 belum ditemukan di Indonesia. Demikian dikatakan Ketua Umum Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI), Hariadi Wibisono, yang mengungkapkan hal itu berdasarkan kajian per Kamis (28/1) lalu. 
 
“Para ahli virologi dari berbagai laboratorium yang ada di Indonesia belum melaporkan adanya mutasi virus yang baru,” kata Hariadi dalam keterangan tertulis, Kamis (4/2). 
 
Hariadi mengatakan, para ahli virologi di seluruh dunia termasuk Indonesia rutin memantau mutasi virus. Varian virus Covid-19 di Indonesia masih tipe D614G, seperti yang ditemukan pertama kali di Wuhan, Tiongkok.

Dia menyebut mutasi virus Covid-19 tidak ada hubungannya dengan vaksinasi. Pasalnya, jenis vaksin di Indonesia berasal dari virus yang dimatikan.

“Artinya, jenis vaksin yang saat ini maupun yang nanti dipergunakan kepada masyarakat, tetap akan memberikan manfaat imunitas bagi tubuh, terlepas virusnya lama atau baru,” ungkap dia.
 
Namun, Hariadi menegaskan vaksinasi tidak menggantikan efektivitas protokol kesehatan. Memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun harus tetap dilakukan meski telah divaksin.
 
“Protokol kesehatan hanya bisa sukses kalau seluruh anggota masyarakat sadar dan berpartisipasi aktif,” tandasnya. 

Komentar