Sabtu, 27 April 2024 | 05:37
NEWS

Ustaz Haikal Hassan Dipanggil Polda Metro, Klarifikasi Mimpi Ketemu Nabi

Ustaz Haikal Hassan Dipanggil Polda Metro, Klarifikasi Mimpi Ketemu Nabi
Ustaz Haikal Hassan (Dok Alinea.id)

ASKARA - Beredar surat pemanggilan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya yang ditujukan kepada Ustaz Haikal Hassan, Minggu (20/12). Surat tersebut tertulis tanggal 18 Desember 2020.

Dalam surat tersebut, Ustaz Haikal Hassan diminta datang untuk memberikan klarifikasi sehubungan dengan adanya laporan tentang dugaan tindak pidana menyebarkan berita bohong melalui media elektronik dan penodaan agama yang menyebarkan keonaran dan rasa kebencian.

Ustaz Haikal Hassan diminta datang ke Polda Metro Jaya, Senin besok (21/12) pada pukul 10.00 WIB. 

Tak pelak, surat yang beredar tersebut menjadi viral. Pegiat media sosial, Denny Siregar langsung menuliskan kicauan di Twitter-nya.

"Beritanya sih si Haikal dipanggil ke Polda Metro besok pagi..," kicaunya.

Denny pun menyinggung pemanggilan kepada sang ustaz tersebut.

"Tenang beg, gak diapa2in kok. Paling cuman ngepasin baju orange doang. Klo pas, ya Masoookl..," tambahnya. 

Seperti diketahui, Haikal Hassan dilaporkan ke polisi terkait pengakuannya bermimpi bertemu Rasulullah SAW. 

Husein Shihab selaku pihak yang melaporkan Haikal menyebut sekjen HRS Center itu telah menyampaikan narasi membahayakan terkait klaimnya bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad. 

"Yaitu ceramah Haikal Hassan yang terjadi saat pemakaman lima orang (laskar FPI) yang diduga melakukan baku tembak dengan aparat kepolisian di Tol Jakarta-Cikampek KM 50 yang kemudian viral," ujar Husein Shihab, Rabu (16/12). 

Husein Shihab menegaskan, laporannya didasari dugaan bahwa penceramah yang kondang dengan panggilan Babe Haikal itu menyebar berita bohong. Menurutnya, Haikal berupaya menggiring opini masyarakat untuk membenarkan tindakan laskar FPI melawan aparat negara. 

"Bagi saya ceramah Haikal Hasan soal mimpi bertemu Rasulullah itu berbahaya jika dikonsumsi masyarakat awam. Ceramah itu cenderung menggiring opini bahwa melawan negara itu bisa mati syahid, seakan-akan Rasulullah mengamini tindakan mereka yang melakukan baku tembak dengan pihak kepolisian," jelasnya. 

Komentar