ASKARA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali terus melakukan upaya penanangan siaga darurat, sebagai antisipasi adanya kenaikan level Gunung Merapi menjadi Siaga (Level III) pada, Sabtu (7/11).

Berdasar laporan Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB, tim BPBD Kabupaten Boyolali fokus pada penanganan wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Gunung Merapi. 

Penanganan tersebut dilakukan di tiga desa antara lain, Desa Jrakah, Desa Klakah dan Desa Tlogolele di Kecamatan Selo. Selain itu, upaya yang telah dilakukan dengan mempersiapkan jalur evakuasi warga dan menetapkan titik kumpul evakuasi. 

"Melakukan gladi lapang terkait pelaksanaan evakuasi, dapur umum dan evakuasi ke desa penyangga," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam keterangan tertulis, Sabtu (7/11).

Kemudian, BPBD Kabupaten Boyolali telah menyosialisasikan terkait implementasi Sister Village pada masa pandemi, antara Desa Tlogolele di Kabupaten Boyolali. Dengan Desa Mertoyudan dan Desa Bumirejo, Magelang, Rabu (4/11).

BPBD Kabupaten Boyolali juga segera melakukan distribusi logistik berupa bahan pangan dan masker ke TPPS di Desa Tlogolele, Desa Klakah dan Desa Jrakah, setelah status siaga Gunung Merapi ditetapkan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) pada Kamis (5/11).
 
"Tim BPBD Kabupaten Boyolali dan gabungan juga menempatkan alat transportasi berupa mobil truk, untuk membantu warga dalam melakukan evakuasi di Desa Klakah," jelas Raditya. 

Sejalan dengan itu, pelaksanaan pembaruan pendataan penduduk termasuk yang usia rentan, ternak dan kendaraan di wilayah KRB III juga terus dilakukan.

"Sosialisasi terkait informasi terkini juga terus disampaikan agar masyarakat tidak panik," tandas Raditya. Di sisi lain, warga diimbau untuk dapat mempersiapkan diri melaksanakan evakuasi.