Sabtu, 25 Mei 2024 | 11:19
NEWS

Sektor Pertanian, Penyelamat Pembangunan Nasional di Masa Pandemi

Sektor Pertanian, Penyelamat Pembangunan Nasional di Masa Pandemi
Ilustrasi Pertanian (Dok Pixabay)

ASKARA - Sektor pertanian menjadi penyelamat bagi pembangunan nasional. Itu ditunjukkan dari data hasil pencapaian tahun 2019-2020 mengalami peningkatan terutama peningkatan untuk produk domestik bruto (PDB).

"Kontribusi PDB tahun 2019 12,09 persen, saat ini dimasa Covid naik menjadi 15,01 persen. Khusus subsektor tanaman pangan, naik 21,63 persen menjadi 25,82 persen pada tahun 2020," ujar Rektor IPB, Arif Satria dalam keterangannya, Senin (2/11). 

Menurutnya, jika dibandingkan dengan sektor lain, sektor pertanian dapat menjadi penyelamat bagi pembangunan nasional. Hal itu menunjukkan respons positif Kementerian Pertanian menjaga ketahanan pangan. 

Arif menjelaskan, penyelamat yang dimaksud yakni pertama, empower of last resource. Pada era pandemi sektor pertanian justru meningkat pangsanya, di antara 3 sektor besar yaitu manufaktur, perdagangan dan pertanian.

"Subsektor yang memiliki pangsa terbesar terhadap PDB pertanian adalah sub sektor perkebunan. Pada era pandemi, pangsa subsektor tanaman pangan meningkat," tuturnya. 

Kedua, sektor pertanian menjadi penyelamat kinerja ekspor. Di era pandemi pangsa ekspor mengalami peningkatan. Subsektor perkebunan masih merupakan andalan utama ekspor.

Subsektor tanaman pangan, meskipun difokuskan untuk menjaga ketahanan pangan nasional, masih dapat memberikan devisa dari ekspornya dengan kecenderungan meningkat.

"Kenapa PDB bisa meningkat, salah satunya adalah faktor penunjang yaitu serapan KUR yang meningkat, dari tahun 2019 sebesar Rp 31 triliun dan saat ini sudah Rp 44 triliun hingga Oktober 2020," bebernya.

Ketiga, perluasan dan optimasi lahan perlu ditingkatkan, seperti Food Estate. Keempat, penguatan lokal (subsitusi impor terigu). Kelima, korporasi pertanian perlu didorong dengan meninggalkan kebiasan lama dan konvensional-tradisional dan keenam, asuransi pertanian.  

"Paling penting dukungan kebijakan fiskal dan koordinasi secara teknis dengan kementerian lainnya. Kebijakan fiskal yang dimaksud adalah kebijakan rasio untuk substitusi impor. Para pengimpor terigu, harus menyerap bahan baku lokal," tandasnya.

Komentar