Rabu, 08 Mei 2024 | 19:09
NEWS

Rampungkan Investigasi Lapangan, TGPF Intan Jaya Kembali ke Jakarta

Rampungkan Investigasi Lapangan, TGPF Intan Jaya Kembali ke Jakarta
TGPF Intan Jaya. (Inisiatifnews)

ASKARA - Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Kasus Penembakan Intan Jaya bertolak kembali ke Jakarta. 

Tim yang dibentuk pemerintah untuk mengusut kasus penembakan tokoh agama di Papua itu telah menyelesaikan pengumpulan data dan informasi lapangan.

Ketua TGPF Benny Mamoto mengatakan, tim telah melakukan olah tempat kejadian perkara, bertemu sejumlah saksi di TKP, dan mewawancarai hingga sekitar 25 saksi. 

"Kami sudah bekerja secara maksimal meski dalam kondisi ancaman gangguan keamanan di sana. Kami bisa mengejar target dan relatif kami capai," katanya di Timika, Senin (12/10). 

Benny Mamoto menekankan, setelah kejadian penembakan kepada TGPF dan aparat, tim tetap meneruskan kerja di Sugata, Intan Jaya. Saksi-saksi dihadirkan di satu tempat kemudian anggota TGPF mewawancarai dan mendata. 

"Karena tim ini bukan pro justicia, kami bekerja dengan cara yang lebih luas ketimbang penyelidikan yang diatur di KUHAP yang setiap tahap pada prosedurnya," tuturnya. 

TGPF dalam memperoleh informasi dibantu sejumlah tokoh adat untuk mempercepat proses investigasi. 

"Kami mendatangi, kami dibantu tokoh agama dan tokoh lokal. Jika ada kendala bahasa kami dibantu diterjemahkan," jelas Benny Mamoto.

Hal ini juga yang akhirnya membuat keluarga korban mengizinkan dilakukannya otopsi dan berkenan menandatangani berita acara pemeriksaan (BAP). 

Sehingga proses penyelidikan penegak hukum yang selama ini terhambat karena penolakan keluarga korban menandatangani BAP akhirnya sekarang bisa berjalan. 

Sedangkan tim di Jayapura di bawah Wakil Ketua TGPF Sugeng Purnomo sekaligus deputi bidang hukum dan HAM Kemenko Polhukam juga telah kembali ke Jakarta.

Selama di Jayapura, tim mengumpulkan informasi, antara lain dari tokoh setempat seperti mantan Bupati Paniai Naftali Yogim yang berperan membentuk Kabupaten Intan Jaya.

Kalangan gereja antara lain Pendeta Petrus Bonyandone, beberapa LSM dan pegiat HAM di Jayapura, jajaran pemerintah provinsi, kejaksaan, TNI, dan kepolisian.   

Investigasi di lapangan berjalan lancar karena TGPF terdiri dari berbagai elemen yang sangat solid seperti perwakilan tokoh masyarakat, akademisi, gereja serta perwakilan Polri, TNI dan BIN.

Komentar