Minggu, 12 Mei 2024 | 15:03
NEWS

Curhat Sopir Bantuan Benih Padi yang Dipersulit Rapid Test

Curhat Sopir Bantuan Benih Padi yang Dipersulit Rapid Test
(Fb/Aljibran Febrizio)

ASKARA - Rapid test atau tes cepat Covid-19 menjadi ladang bisnis bukan isapan jempol semata.

Sebagaimana disampaikan akun Aljibran Febrizio di jejaring sosial Facebook yang terpaksa harus terus memperbarui hasil rapid test di setiap daerah yang dilintasi. Padahal, perjalanan darat yang ditempuhnya butuh waktu lebih dari tujuh hari, melebihi ketentuan waktu dalam surat keterangan rapid test.

Aljibran Febrizio menceritakan pengalamannya yang baru kembali dari Kabupaten Buol di Provinsi Sulawesi Tengah untuk mengantar bantuan bibit benih padi program pemerintah menggunakan truk. Setiba di perbatasan Pantoloan, Kota Palu tidak diperbolehkan melintas karena harus memiliki hasil rapid test terbaru.

"Harus ada rapites baru bisa lewat dan jangka waktu rapitnya 7 hari 150 ribu dan ada salah seorang oknum mengatakan meskipun dari dinas mana harus ada rapitnya terpaksa saya balik karena uang jalan sudah habis, sementara saya harus membawa bantuan lagi ke Ampana, Luwuk, Morowali, bukan hanya waktu seminggu di perjalanan," tulisnya dalam unggahan yang diakses Minggu (11/10).

Lantaran tidak punya uang, Aljibran Febrizio mencoba mengikuti rapid test dengan menggunakan kartu BPJS Kesehatan (Kartu Indonesia Sehat). Namun ditolak dan diharuskan membayar dengan uang tunai.

"Mungkin menurut kalian uang 150 ribu gampang tapi kalian tidak tahu itu sangat2 berat dan mencekik buat kami sopir karena sewa angkutnya tidak banyak hanya cukup untuk makan di jalan," lanjut Aljibran Febrizio.          
  
Dia sangat menyayangkan ulah oknum-oknum yang mempersulit sopir yang melakukan perjalanan panjang hingga melebihi jangka waktu hasil rapid test. Aljibran Febrizio mengaku terpaksa menceritakan curahan hatinya di media sosial lantaran tidak tahu harus mengadu ke mana. Oknum pengelola rapid test juga tidak mau berkomunikasi dengan atasannya dan hanya meminta untuk putar balik.  

"Terima kasih banyak buat oknum bapak ibu yang melarang saya melintas," kata Aljibran Febrizio. 

Unggahan Aljibran Febrizio tersebut mendapat ragam tanggapan dari warganet penghuni Facebook. Kebanyakan menyayangkan ulah oknum yang mewajibkan sopir harus terus ikut rapid test di tengah perjalanan. Meski sang sopir mewakili kepentingan pemerintah. 

"Setau saya, untuk kendaraan yang membawa bantuan dibolehkan, ga ada pemeriksaan," akun Tri Joko Susilo menanggapi.

"Ini nih salah satu yg di perjuangkan sama JRX SID. Nanti juga akan JRX semua pada waktunya," kata akun Cahyo Agustian ditutup dengan emoticon tertawa.   

"Nyari duit bae rapid2 dah tau Corona udh kabur msh nyari untung di corona bae oknum dasar," kata Thata Puspita Sari menyayangkan.   

"Brengsek yg mempersulit anjing," akun Wellpleasures geram. 

"Insha Allah diganti lelahnya mas..karna Allah maha baik. Bagi yg zolim akan ada masanya dibalas kezolimannya," akun Erna Wati mendoakan. 

Komentar