Jumat, 26 April 2024 | 13:14
NEWS

Di Twitter, Bonnie Triyana dan Fadli Zon Debat Sengit Soal Gerakan 30 September

Di Twitter, Bonnie Triyana dan Fadli Zon Debat Sengit Soal Gerakan 30 September
Ilustrasi. (Ist/Tajuklombok)

ASKARA - Sejarawan Bonnie Triyana terlibat perdebatan dengan anggota Komisi I DPR RI Fadli Zon di media sosial. 

Selisih pendapat itu membahas tentang sejarah Gerakan 30 September 1965. 

Perdebatan bermula ketika Bonnie yang juga pemimpin redaksi Majalah Historia mencuit tulisan berjudul "30S dalam pers Belanda". Tulisan dimuat tahun 2017 oleh penulis bernama Joss Wibisono. 

"Bagaimana pers Belanda memandang peristiwa berdarah G30S 1965?," tulis Bonni dalam akun Twitter @BonnieTriyana, Senin (28/9). 

Kemudian, Fadli Zon menyebut bahwa Bonnie tidak bernyali untuk melakukan diskusi terbuka mengenai sejarah Gerakan 30 September yang masih menjadi perdebatan itu. 

"Tampaknya @historia_id @BonnieTriyana dan kawan-kawan tak berani diskusi dan debat soal G30S/PKI nih. Ayo dong jangan monolog dan propaganda sendirian," tulis Fadli Zon. 

Namun hal itu ditanggapi dengan santai oleh Bonnie dan membuka dirinya untuk menerima pendapat dari Fadli Zon. 

"Silahkan Oom @FadliZon ajukan keberatannya apa saja. Nanti saya jawab. Okehhhh," jawabnya.  

Fadli Zon melanjutkan keinginannya untuk diskusi secara terbuka membahas mengenai Gerakan 30 September dan sejarah keberadaan PKI di Indonesia. 

"Saya mau ajak diskusi/debat soal PKI (G30S/PKI dan PKI Musso). Saya sebagai sejarawan bukan politisi. Agar semua terang dan jelas dan tak ada yang 'menyesatkan' sejarah. Gitu aja," jelas Fadli Zon. 

Bonnie pun mengunggah sebuah buku resmi yang diterbitkan Puspen TNI AD berjudul "Fakta-fakta Persoalan Sekitar Gerakan 30 September". Dia mengaku dalam gerakan itu anggota PKI juga diduga turut terlibat. 

"Oh gitu. Kenapa tidak ada embel-embel PKI di belakang "G30S"? Dasarnya: Pertama, Letkol. Untung namakan peristiwa ini "Gerakan 30 September," tutur Bonnie. 

"Kedua, buku resmi terbitan Puspen TNI AD juga sebut "Gerakan 30 September" dan ketiga, Mahmilub juga sebut "Gerakan 30 Sept". Bahwa ada keterlibatan beberapa orang PKI iya," tambahnya. 

Bonnie kembali mempersilakan Fadli Zon untuk menyampaikan unek-uneknya atau sesuatu hal yang mengganjal dalam diri. Sehingga ada titik temu. 

"Iya makanya, Oom @fadlizon sampaikan. Apa aja. Ntar saya jawab. Terus oom sanggah lagi. Pake data, sebagaimana kita dididik di jurusan sejarah," cetusnya. 

Menurut Bonnie, pembunuhan atau kekerasan tidak bisa dibenarkan hanya karena perbedaan ideologi. Mau anggota PKI yang membunuh atau sebaliknya. 

"Itu tidak bisa dibenarkan," tambahnya. 

Sementara, Fadli Zon meminta Bonnie membaca baik-baik cuitannya karena persoalannya lebih dari itu. 

Mengenai ajakan diskusi, Bonnie menyebut nama beberapa peneliti yang melakukan riset peristiwa tersebut. 

"Oh soal diskusi itu. Gini, Oom. Yang jadi pembicara adalah akademisi yang punya riset. John Roosa melakukan penelitian, Grace Leksana disertasinya juga soal 1965 secara akademik teruji di Uni. Leiden," jelasnya. 

"Mereka sejarawan. Kalau memang besok Oom ada waktu, ikut gabung gimana?," ajak Bonnie. 

Politikus Partai Gerindra itu tetap meminta untuk debat secara terbuka di media sosial. 

"Konteksnya debat terbuka aja pakai zoom ajak John Rosa, anda dan beberapa kawan. Kita dialog. Jgn monolog dan “propaganda” sendiri. Saya merespon “dialog” zoom itu," kata Fadli Zon. 

Dia pun menyatakan tudingan yang tak mendasar kepada Bonnie dengan menganggap sebagai pendukung kelompok tertentu. 

"Nah diskusi anda itu kelihatannya hanya monolog saja versi yang "membela" PKI. Saya juga riset PKI 1948 interview para korban dan saya bukukan. Juga 1965 lumayan banyak tulisan. Kita buat debat saja terbuka. Silakan siapa yang host," celetuk Fadli Zon. 

Bonnie menilai Fadli Zon telah berburuk sangka kepadanya karena tudingan yang tak berdasar itu. 

"Kelihatannya? Diskusinya baru besok kok udah keliatan. Oom Fadli ini suudzon terus," ucapnya. 

"Yawis besok gabung ya? Bener nih. Itu acara Dialog Sejarah talkshow rutin mingguan yang saya kelola di @histori_id," pinta Bonnie. 

Fadli Zon bersikukuh dirinya hanya ingin diskusi terbuka dan tak mau mengikuti dialog yang diajak Bonnie. 

"Hehehe ga mau dialog. Kan kita sudah tahu pikirannya seperti apa, sikapnya seperti apa. Kura-kura dalam perahu saja. Jelas “membela” PKI lah. Tak perlu jadi peramal. Ya sudah silakan," jelasnya.

"Kok gini sih. Mosok bikin acara diskusi dituding membela PKI. Saya aja gak bilang Anda belain DI/TII pas bikin acara diskusi dan pameran Kartosuwirjo di TIM tahun 2012. Gak usah gini lah caranya," jawab Bonnie. 

Komentar