Jumat, 26 April 2024 | 14:16
NEWS

Pandemi Tak Surutkan Semangat Membaca di TBM Lentera Pustaka

Pandemi Tak Surutkan Semangat Membaca di TBM Lentera Pustaka
(Dok. TBM Lentera Pustaka)

ASKARA - Kehadiran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di Kampung Warung Loa, Desa Sukaluyu, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor cukup membantu anak-anak yang terkendala dalam pembelajaran jarak jauh.

Pendiri TBM Lentera Pustaka Syarifuddin Yunus mengatakan, tujuan taman bacaan yang berdiri sejak 2017 itu untuk membangun tradisi baca dan budaya literasi di kalangan anak usia sekolah.

"Justru sangat berpengaruh besar karena anak-anak kampung praktis terkendala dengan pembelajaran jarak jauh dari sekolah. Taman bacaan malah jadi pilihan anak-anak membaca dan belajar," katanya kepada Askara, Jumat (25/9). 

Pandemi Covid-19 tidak mengurangi semangat anak-anak untuk belajar di TBM Lentera Pustaka. Tentunya dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan.

"Di TBM Lentera Pustaka tetap ramai dan menerapkan protokol kesehatan. Sangat antusias sebagai pengganti aktivitas belajar di sekolah yang dirumahkan," tutur Syarif.  

Taman bacaan yang terletak di Kaki Gunung Salak itu menyediakan beragam buku. Seperti buku bacaan anak usia sekolah, ensiklopedia, buku pengetahuan, sejarah, cerita rakyat dan sebagainya. 

"Buku yang paling suka dibaca adalah akhlak dan cerita rakyat. Mungkin sesuai dengan kondisi anak-anak daerah di Kaki Gunung Salak Bogor," kata Syarif.

Syarif mengemukakan bahwa saat ini sudah ada 3800 koleksi buku dan 95 persen adalah donasi dari rekan-rekannya dan donatur.

Kegiatan lain yang dilakukan TBM Lentera Pustaka seperti Gerakan Berantas Buta Aksara (Geberbura) yakni belajar dua kali dalam sepekan bagi ibu-ibu buta aksara. Kemudian Laboratorium Baca di ruang terbuka seperti kebun dan sungai diadakan setiap hari Minggu untuk membantu pemahaman terhadap isi bacaan.

"Ada event bulanan secara rutin dengan mendatangkan tamu dari luar untuk memotivasi anak-anak dalam membaca," jelas Syarif. 

TBM Lentera Pustaka menerapkan model TBM Edutainment yang digagas Syarif sendiri, yaitu tata kelola taman bacaan berbasis edukasi dan hiburan. Agar taman bacaan lebih menarik dan menyenangkan. 

"Maklum, membaca kan kegiatan yang membosankan maka harus dibuat menarik. Saya dari Jakarta setiap seminggu sekali selalu ke TBM Lentera Pustaka membimbing langsung anak-anak dan mengajar ibu-ibu buta aksara," ujarnya. 

Dalam upaya meningkatkan minat baca masyarakat terutama anak-anak tentu butuh dukungan semua pihak, termasuk pemerintah. Karena masih menjadi pekerjaan rumah selama ini. 

"Harapan kepada pemerintah adalah terjun langsung ke lapangan agar tahu realitas dan motivasi masyarakat untuk peduli pada taman bacaan," kata Syarif. 

Selain itu, perlu ada dana desa yang dialokasikan untuk mendukung aktivitas taman bacaan dan budaya literasi masyarakat.

"Pemerintah harus peduli dan tidak boleh cuek terhadap kegiatan positif di wilayahnya," pesan Syarif.  

Komentar