Jumat, 26 April 2024 | 22:58
NEWS

Dedikasi Alfonsa Horeng Lestarikan Tenun Ikat Flores

Dedikasi Alfonsa Horeng Lestarikan Tenun Ikat Flores
Pendiri Lepo Lorun, Alfonsa Horeng. (Dok MURI)

ASKARA - Alfonsa Horeng telah dikenal konsisten bersuara lantang memperjuangkan tenun ikat, benda seni warisan leluhurnya. Perempuan asal Flores, Nusa Tenggara Timur itu, telah menerima penghargaan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI).

Direktur MURI, Aylawati Sarwono mengaku kagum dengan sosok Alfonso Horeng karena dedikasi hidupnya untuk melestarikan tenun ikat Flores. Berkat konsistensinya itu membuat dirinya dikenal hingga ke luar negeri.  

"Keliling dunia dengan hanya membawa alat tenun tradisional berangkat sendiri atas undangan dari kedutaan maupun dari komunitas pencinta kain di luar negeri," kata Aylawati melalui live Instagram, Minggu (20/9).

Alfonsa tidak pernah letih untuk mengenalkan tenun ikat di dalam negeri maupun mancanegara. Setiap helai kain tenun ikat yang dihasilkan, dipadukan dengan berbagai unsur seni bernuansa etnik dan budaya.

"Museum luar negeri manggil beliau memberikan perkenalan membuat kain tenun dan beliau mendemonstrasikan langsung pakai alat yang dibawa," tutur Aylawati.  

Tenun ikat bagi masyarakat Flores bukan sekadar kain yang digunakan untuk penutup raga. Namun, ada makna dan filosofi tinggi di balik karya sebuah kain tenun. Juga nilai-nilai budayanya.

"Jadi kain tenun ini peradaban suku bangsa. Bukan kerajinan tapi ini untuk mahar dan acara adat istiadat di suku kami. Adat kelahiran sampai kematian harus dengan kain tenun," jelas Alfonsa Horeng. 

Untuk itu, para perempuan pelestari lain ikat harus lebih memaknai tenun ikat sebagai warisan budaya yang harus dipertahankan keberadaannya.

"Kita sebagai bangsa Indonesia harus memakai kain tenun kita dan menggunakan dari ujung rambut sampai ujung kaki harus dengan kekayaan dari leluhur kita, jangan pakai dari negara luar," tegas Alfonsa. 

Perempuan lulusan Fakultas Teknologi Pertanian dari Universitas Widya Mandala Surabaya pada 1998 itu terpanggil, untuk memberdayakan para wanita di kampung halamannya.

Kemudian Alfonsa memprakarsai berdirinya sebuah kelompok tenun bernama Lepo Lorun-Women’s Weaver Cooperative pada tahun 2003. 

Kelompok binaannya berlokasi di Desa Nita, Kabupaten Sikka, Flores, NTT. Rata-rata kelompoknya beranggotakan ibu rumah tangga. Lepo Lerun artinya dalam bahasa Sikka berarti rumah tenun. 

Perempuan bernama lengkap Alfonsa Raga Horeng meraih pengharaan MURI pada Agustus 2020, sebagai pelestari kain tenun Lepo Lorun (Pendiri sanggar bernama Lepo Lorun).

Komentar