Minggu, 05 Mei 2024 | 18:34
NEWS

Kesetaraan, Perempuan Juga Berpeluang Jadi Panglima TNI di Masa Depan

Kesetaraan, Perempuan Juga Berpeluang Jadi Panglima TNI di Masa Depan
Ilustrasi. (Dok. Tribunnews)

ASKARA - Bagi kaum perempuan kesetaraan di tempat kerja tetap menjadi tantangan. Namun, kesetaraan gender semakin diprioritaskan perusahaan, industri dan pemerintahan di seluruh dunia.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma TNI Fajar Adriyanto mengatakan, pihaknya membuka peluang kepada perempuan untuk meniti karier karena TNI tidak melupakan kesetaraan gender. 

"Jadi peluang untuk prestasi ketahanan dan keamanan khususnya di TNI sangat terbuka (untuk perempuan)," ujarnya dalam keterangan virtual, Senin (14/9). 

Marsma TNI Fajar Adriyanto menuturkan, sejak tahun 1961, TNI memiliki Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) dan Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal) kemudian disusul keberadaan Wanita Angkatan Udara (Wara) yang dibentuk pada 1962. 

"Tahun 1962-1963 ada Kowal dan Wara. Saat ini sudah ada bintara dan perwira dari Kowad TNI atau korps wanita TNI. Di tahun 2010 atau 2011 sudah ada Taruni," jelasnya. 

Sehingga akademi militer yang dulunya didominasi oleh pria sekarang sudah ada Taruni. Tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi perempuan menjadi Taruni. 

"Menjadi Taruni keren, sangat menjadikan cita-cita bagi wanita karena di situ dia bisa berprestasi. Tidak menutup kemungkinan 20 tahun lagi mereka bisa menjadi seorang panglima," kata Marsma TNI Fajar Adriyanto. 

TNI AU sendiri sudah membuka kesempatan kepada perempuan untuk menjadi pilot pesawat militer. Ada pesawat angkut kemudian helikopter dan pilot pesawat tempur. 

"Letda Penerbang Ajeng sekarang lagi menempuh pendidikan untuk bisa menerbangkan pesawat tempur ada di Lanud Iswahyudi," kata Marsma TNI Fajar Adriyanto. 

Sosok Letda Pnb Ajeng Tresna Dwi Wijayanti merupakan pilot pesawat tempur atau fighter perempuan pertama dari TNI AU. Selain itu, ada posisi strategis lainnya yang diisi perempuan. 

"Ada Taruni pesawat penerbang angkut, ada load master. Kalau dulu pria, sekarang sudah ada wanita karena dia tidak mengangkut barang tapi manajemen barang di pesawat," beber Marsma TNI Fajar Adriyanto. 

"Bahkan kita ada juga navigator dan teknisi, juga ada pasukan PBB. Jadi kesataraan gender tidak bisa ditutupi saat ini bahwa wanita memiliki potensi yang sama dengan pria," demikian Marsma TNI Fajar Adriyanto. 

Komentar