Minggu, 16 Juni 2024 | 09:44
NEWS

Mengatur Keuangan di Tengah Pandemi Covid-19

Mengatur Keuangan di Tengah Pandemi Covid-19
Nicholas (kanan) dan Jason Gozali (tengah). (tangkapan layar)

ASKARA - Mengatur hal keuangan menjadi hal penting bagi masyarakat di tengan pendemi Covid-19. Keuangan menjadi salah satu hal yang membuat manusia tetap bisa bertahan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. 

Nicholas dan Jason Gozali dari Investor Muda membahas cara mudah mengatur keuangan di tengah pandemi Covid-19 dengan tema "Cara Mengatur Finansial yang Cantik, Bebas Pusing", di BNPB, Minggu (28/6).

Nicholas mengatakan, menyisihkan keuangan untuk kebutuhan keluarga dan kesehatan sangat penting. Salah satunya caranya, taat membayar BPJS, atau memiliki asuransi kesehatan swasta. 

"Pandemi ini kan sangat butuh dengan adanya asuransi kesehatan. Nah masyarakat pada umumnya bisa mulai dengan menaati BPJS Kesehatan. Karena kita tidak tahu sebenarnya kapan kita butuh dan sangat penting ketika kita membutuhkan itu," ujar Nicholas. 

Selain itu, masyarakat disarankan pandai memilih mana yang lebih prioritas maupun tidak. 

Sementara itu, Jason mengatakan cara efisien mengatur keuangan adalah tidak berprinsip tidak menyisakan uang, melainkan menyisihkan uang. 

"Biasanya kebiasaan kita ketika dompetnya tipis baru mikir gimana caranya kita ngatur bagaimana bertahan sampai akhir bulan, dan itu salah. Harusnya ketika awal bulan ketika kita dapat gaji kita langsung menyisihkan, tapi bukan menyisakan," kata Jason.

Menurut Jason, menyisihkan dan menyisakan sangat berbeda. Dia memberi contoh, dengan mengalokasikan gaji. 

"50 persen untuk kebutuhan kita, 10 persen untuk asuransi, 20 persen investasi. Jadi intinya melakukan penyisihan diawal bulan tapi diakhir bulan," imbuhnya.

Dengan cara ini, masyarakat tidak lagi kebingungan saat keuangan sedang menipis, lantaran sudah menyisihkan sejak awal bulan. 

Cara menyisihkannya, jika kebutuhan sehari-hari terpenuhi dari 40 persen gaji, maka 60 persen bisa dialokasikan untuk investasi atau asuransi. Namun, dengan jumlah gaji yang bervariasi, di mana ada yang 70 persen untuk konsumsi dan 30 persen untuk investasi.

"Tapi minimal kita setidaknya harus menyisihkan 20 persen penghasilan kita untuk investasi. Lebih besar lebih baik," ucapnya.

Nicholas menambahkan, penyisihan keuangan bisa dilakukan dengan menyediakan dua rekening, di mana rekening pertama untuk investasi dan yang kedua untuk konsumsi. 

"Saya kalau dapat uang saya langsung sisihkan, yang satu untuk investasi dan saya langsung pindahkan ke rekening investasi, jadi apapun yang ada direkening saya pribadi itu memang akan saya gunakan untuk konsumsi sampai habis, jadi gak pusing," ungkapnya.

Yang terpenting masyarakat harus menyadari bahwa hidup tidak hanya hari ini melainkan juga untuk masa depan. 

"Semakin tersambung dengan masa depan kita, kita akan lebih sadar," tandasnya.

Komentar