Senin, 13 Mei 2024 | 08:46
TRAVELLING

Pengelola Wisata Gunung Luhur Smart Camp Dibimbing Terapkan Normal Baru

Pengelola Wisata Gunung Luhur Smart Camp Dibimbing Terapkan Normal Baru
Pemandangan di Gunung Luhur Smart Camp (Dok Universitas Indonesia)

ASKARA - Kelompok Tani Hutan Cikoneng yang mengelola wisata alam Gunung Luhur Smart Camp diberikan pendampingan dari Universitas Indonesia (UI), pasca pandemi Covid-19. 

Pendampingan ini merupakan program pendampingan masyarakat (pengmas) dari UI yang diperuntukkan untuk warga pengelola wisata yang mata pencahariannya terdampak pandemi Covid-19. 

Hal itu dilakukan tim pengmas UI dengan pengabdi utama Murni Widyastuti, dari program studi Sastra Daerah untuk Sastra Jawa, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB UI).

Sebenarnya, pendampingan telah dilakukan sejak 2019 di Desa Tugu Utara, Cisarua, Kabupaten Bogor. Namun kali ini, Tim pengmas UI mengusung program tersebut dengan tujuan mengubah paradigma culture of sharing menjadi culture of distancing.
 
"Sebagai tempat wisata baru, tentunya dampak pandemi Covid-19 ini sangat terasa, apalagi tempat wisata ini dibangun mandiri oleh komunitas masyarakat desa. UI sebagai mitra berkomitmen untuk membantu masyarakat dalam menghadapi dan mempersiapkan diri jelang menghadapi era normal baru pascapandemi Covid-19. Diharapkan upaya pendampingan ini turut membantu masyarakat menekan dampak Covid-19 terhadap usaha wisata rintisan mereka," ujar Murni, Jumat (26/6). 

Gunung Luhur Smart Camp dibangun tahun 2018 dan mulai mendapatkan pembinaan Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM UI) pada tahun 2019. Sebagai destinasi wisata yang tergolong sangat baru, musibah pandemi Covid-19 tentunya berimbas sangat besar pada pendapatan mereka yang merawat dan mengelola.

Dalam programnya, dilakukan dengan berupa penyuluhan, pembekalan, dan pendampingan kepada masyarakat pengelola wisata alam. Tim Pengmas UI merekomendasikan sejumlah konsep pengelolaan agar dapat menyajikan pengalaman wisata baru dan individual-based, seperti perkemahan staycation yang jauh dari keramaian. 

Lokasi wisata yang memiliki lahan perkemahan seluas lebih dari 4 hektare ini dinilai mampu dikelola dengan tetap menerapkan prinsip social distancing. Dalam pendampingan ini, pengelola wisata juga telah diedukasi akan penanganan lokasi wisata dengan protokol kesehatan serta penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 

"Kami akan mendorong para pelaku usaha agar dapat membuka peluang berupa penawaran paket-paket wisata yang menyediakan pengalaman berjarak. Dengan keunggulan wisata yang dimiliki, saya yakin Gunung Luhur Smart Camp mampu mempersiapkan diri memasuki bisnis wisata di era normal baru," ungkap Murni.

Selain itu, Pengmas UI juga memberikan arahan-arahan dari pemerintah terkait pengelolaan wisata di era normal baru. 

"Masyarakat Cikoneng Desa Tugu Utara merespons sangat baik akan program ini. Mereka berharap, pendampingan ini mampu membawa kesuksesan akan usaha wisata yang baru saja dirintis oleh mereka," tandasnya.

Komentar