Jumat, 24 Mei 2024 | 09:30
NEWS

Hindari Penggunaan Antibiotik dengan Tidak Tepat

Hindari Penggunaan Antibiotik dengan Tidak Tepat
Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional dr. Reisa Broto Asmoro. (Dok. BNPB)

ASKARA - Gugus Tugas Nasional memaparkan rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) perihal obat Dexamethasone lebih dianjurkan untuk pasien terkonfirmasi sakit berat, kritis, membutuhkan ventilator dan bantuan pernafasan.

Rekomendasi juga mengingat bahwa obat tersebut dapat mengurangi risiko kematian hingga 20-30 persen.

"Obat ini dianjurkan karena akan mengurangi jumlah kematian sebesar 20 sampai 30 persen dari kasus-kasus tersebut," kata Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional dr. Reisa Broto Asmoro di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (19/6).

Hal yang harus dipahami bahwa obat tersebut tidak memiliki dampak atau bukan terapi untuk kasus-kasus sakit ringan atau tanpa gejala.

Menurut Dokter Reisa, pemakaian obat-obat steroid untuk Covid-19 diperbolehkan namun dalam pengawasan ketat dokter. Serta dilakukan di sarana dengan fasilitas yang memadai. Tentunya yang siap menangani efek samping yang mungkin dapat terjadi.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan (POM) juga akan memantau peredaran Dexamethasone di masyarakat.

Meski telah ada kabar baik mengenai kemajuan dunia kesehatan. Baik dalam negeri maupun dari luar negeri, namun WHO belum memastikan obat untuk Covid-19. 

"WHO sampai saat ini belum menentukan obat atau regimen data kombinasi pengobatan yang tetap untuk perawatan pasien Covid-19," jelas Dokter Reisa.

Sejauh ini, WHO dan Kementerian Kesehatan tetap menganjurkan masyarakat dapat mengikuti selalu petunjuk dari dokter.

"Hindari penggunaan antibiotik dengan tidak tepat juga karena dapat menyebabkan resistensi terhadap jenis antibiotik yang dikonsumsi tersebut," pesan Dokter Reisa. 

Cara terbaik untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 adalah dengan menerapkan protokol kesehatan. 

"Semuanya itu tentunya akan lebih baik karena mencegah lebih mudah, lebih baik. Sekali lagi, belum ada pengobatan Covid-19 sampai saat ini yang dapat mencegah," demikian Dokter Reisa.   

Komentar