Kamis, 23 Mei 2024 | 17:35
COMMUNITY

Leluhur Buaya Berjalan dengan Dua Kaki

Leluhur Buaya Berjalan dengan Dua Kaki
Jejak kaki Batrachopus grandis. (Kyung Soo Kim/Chinju National University of Education)

ASKARA - Sebuah tim peneliti internasional terpana mengetahui bahwa beberapa spesies buaya purba berjalan dengan dua kaki belakangnya seperti dinosaurus dan panjangnya lebih dari tiga meter.

Hasil dari penelitian telah dipublikasikan di jurnal Scientific Reports.

Ahli paleontologi Universitas Queensland Dr. Anthony Romilio mengatakan, para peneliti pertama-tama berpikir bahwa fosil jejak kaki berbentuk serupa berasal dari hewan purba lain yang dikenal sebagai pterosaurus.

"Pada salah satu lokasi, jejak-jejak kaki itu awalnya dianggap telah dibuat oleh pterosaurus bipedal raksasa yang berjalan di atas lumpur, sekarang kita mengerti bahwa itu adalah jejak dari buaya bipedal," kata Dr. Romilio.

"Jejak kaki berukuran sekitar 24 centimeter menunjukkan pembuat trek -Batrachopus grandis- memiliki kaki yang tingginya sama dengan kaki manusia dewasa. Ia adalah hewan panjang yang kami perkirakan memiliki panjang lebih dari tiga meter. Dan meskipun jejak kakinya terdapat di mana-mana di situs itu, namun tidak ada jejak tangannya," paparnya.

Tim peneliti yang dipimpin oleh Profesor Kyung Soo Kim dari Universitas Pendidikan Nasional Chinju segera menemukan petunjuk mengapa tidak ada jejak tangan.

"Buaya biasanya berjalan dalam posisi merangkak dan membuat trek berjalan yang lebar," kata Profesor Kim.

"Anehnya, jalur tersebut terlihat sangat sempit, lebih mirip seperti buaya yang berjalan di atas tali. Ketika dikombinasikan dengan kurangnya ditemukan jejak-jejak dari seretan ekor, semakain memperjelas bahwa makhluk ini bergerak secara bipedal (dua kaki). Mereka bergerak dengan cara yang sama seperti kebanyakan dinosaurus, tetapi jejak kakinya (yang ditemukan) bukan dibuat oleh dinosaurus," jelasnya.

"Dinosaurus dan keturunan burung mereka berjalan di atas kaki mereka. Buaya berjalan di atas telapak kaki mereka meninggalkan jejak tumit yang jelas, seperti manusia," ujar Profesor Kim. 

Jejak kaki itu berasal dari antara 110 hingga 120 juta tahun lalu dan ditemukan setelah menganalisis situs jejak binatang di sebuah tempat yang sekarang dikenal sebagai Korea Selatan.

Para peneliti awalnya mempertanyakan tidak adanya kesan tangan dari trek untuk berjalan, mengingat bahwa tipikal buaya saat ini berkaki empat atau quadrupedal.

"Fosil jejak buaya sangat langka di Asia, jadi penemuan dari hampir seratus jejak kaki yang berlimpah adalah sangat luar biasa," kata Dr. Romilio.

"Saat seekor binatang berjalan, kaki belakangnya memiliki potensi melangkah menjadi kesan yang dibuat oleh tangan dan mencetak berlebihan tetapi kami tidak menemukan bukti tentang hal ini di situs-situs Korea tersebut. Itu bukan karena kurang terawetkan juga, karena fosil-fosil ini spektakuler, mereka bahkan memiliki perincian yang bagus dari ujung jari kaki dan sisik pada telapak kakinya yang terpelihara," tambahnya. (ikons) 

Komentar