ASKARA - Ditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian LHK melakukan operasi pengamanan peredaran tumbuhan dan satwa liar di Kabupaten Garut. 

Tim berhasil menyita tiga batang pipa rokok terbuat dari gading Gajah Sumatera dari tangan inisial RGK warga Desa Padaasih, Kecamatan Pasir Wangi. Serta 10 ekor burung dilindungi milik seorang ibu berusia 70 tahun di Kecamatan Lengkong.

Direktur Pencegahan dan Pengamanan Hutan Sustyo Iriyono mengatakan bahwa upaya tersebut adalah komitmen Kementerian LHK dalam melindungi dan melestarikan sumber daya alam hayati. 

"Perdagangan satwa dilindungi adalah kejahatan yang luar biasa. Melibatkan banyak aktor dan bahkan aktor antar negara, bernilai ekonomi tinggi. Serupa kejahatan narkoba dengan sel jaringan yang terputus-putus," ujarnya kepada media, Jumat (5/6).

Tiga batang pipa rokok terbuat dari gading gajah berukuran 18, 12 dan 10 sentimeter. RGK mengaku akan menjual kembali pipa rokok miliknya dengan harga berkisar Rp 500 ribu hingga Rp 4,5 juta. 

RGK mengaku hanya memiliki dua pipa rokok dari gading gajah, sisanya merupakan titipan temannya untuk dijual kembali. 

"Kedua pipa rokok dari gading milik RGK diakui diperoleh dari beberapa pihak di Garut," kata Sustyo Iriyono. 

Penyitaan juga dilakukan terhadap burung dilindungi setelah tim memperoleh informasi dari masyarakat. 

Tim Operasi Peredaran TSL berhasil mengamankan 10 jenis burung dilindungi yaitu tiga ekor Kakatua Jambul Kuning (Cacatua sulphurea), empat ekor Nuri Kepala Hitam (Lorius lory), satu ekor Bayan Merah (Eclectus roratus), dan dua ekor Nuri Kepala Merah (Eos Borneo). 

Berdasarkan pengakuan pemilik, burung-burung tersebut merupakan titipan anak-anaknya yang diperoleh dari pasar burung di Jakarta dan Garut. 

Tim mengamankan semua burung dan dititip rawat di Lembaga Konservasi Cikembulan melalui BBKSDA Jawa Barat. 

Tim juga melaksanakan pengumpulan data dan informasi penjualan burung dilindungi di Kabupaten Garut dan DKI Jakarta.