Sabtu, 27 April 2024 | 01:32
OPINI

Catatan Astina

Kesulitan Orang Tua Murid di Tengah Wabah Covid-19

Kesulitan Orang Tua Murid di Tengah Wabah Covid-19
Ilustrasi anak belajar (shutterstock)

Masa wabah Covid-19 memberi dampak sulit di banyak sektor. Termasuk juga di sektor pendidikan. Sejak awal Maret 2020, ketika pemerintah mengimbau dan meminta semua kegiatan belajar dilakukan dari rumah, maka kegiatan pendidikan berubah total. 

Mulai dari sistem belajar dari rumah termasuk juga kurikulumnya. Para murid sekolah belajar jarak jauh secara online diadakan oleh sekolah dan murid tidak perlu ke sekolah. Begitu pula Ujian Nasional ditiadakan dan nilai kelulusan dihitung dari angka rata-tata raport para siswa atau murid.

Berkaitan dengan perubahan situasi belajar mengajar dan dampaknya di tengah wabah Covid-19, sekitar awal April 2020 lalu seorang teman wartawan bercerita tentang kesulitan orang tua yang anaknya menjadi murid di sekolah swasta. "Maaf bang mengganggu, hasil pantauan saya sekarang ini sekolah-sekolah akibat wabah Covid-19, anak-anak peserta didik belajar dari rumah. Sudah 3 pekan ini  (sekarang sudah 6 pekan) anak-anak belajar di rumah dengan menggunakan media HP maupun laptop yang menggunakan jaringan aplikasi dan membutuhkan kuota. Rasanya proses belajar mengajar pun terasa tidak efektif, krn sekolah pun hanya mengajar 30 menit melalui aplikasi online seperti Zoom". 

"Pelajaran yg biasanya di sekolah diajarkan mulai pukul 08.00 hingga 14.00 diselingi istirahat, kini tidak lagi bisa dirasakan anak-anak. Kondisinya anak-anak mulai bosan, entah sampai kapan harus belajar dari rumah. Sering kali, saat ada pelajaran yg butuh pemahaman lebih dalam dan orang tua menyerah untuk mengajarkannya. Akibatnya mereka kerap marah dan bahkan menangis". 

"Selain itu para orang tua sekarang mulai merasakan bahwa persoalan yang ada dengan metode belajar yang hanya sebentar dan sedikit. Pertemuan dengan guru dalam sehari-hari mulai dirasakan tidak sebanding dengan pengeluaran Kewajiban Pembayaran Uang Sekolah Bulanan. Diam-diam orang tua murid  mulai merasakan, tidak sebandingnya Uang Sekolah Vs Belajar Efektif saat ini". 

"Sementara, sudah ada berharap sekolah swasta mau mengurangi beban keluarga dengan mengurangi pembayaran Uang Sekolahnya. Semua demi dirasakan sangat membantu mengurangi beban Keluarga sehari-hari tentu terdampak akibat wabah Covid-19. Sebab para orang tua mesti keluarkan biaya membeli Pulsa dan Kuota online lebih supaya anaknya bisa belajar menggunakan internet atau secara online. Tetapi hingga saat ini masih banyak sekolah swasta yang tetap saja belum mengurangi beban pembayaran uang sekolah untuk membantu mengurangi beban ekonomi selama masa wabah Covid 19," cerita teman wartawan ketika itu pada saya.

Belum lagi juga ada teman warga dampingan kami, Forum Warga Kota (FAKTA) Indonesia yang keluhannya ditambah dengan belum dikembalikannya uang biaya Ujian Nasional. Padahal tahun ini Ujian Nasional ditiadakan padahal bagi sekolah swasta biaya ujian nasional sudah dipungut oleh pengelola sekolah swasta dari para orang tua muridnya di awal tahun belajar. 

Para orang tua berharap pengelola sekolah, sebagai lembaga pendidikan mau jujur dan mengembalikan uang biaya ujian nasional ini karena tidak jadi dilaksanakan karena wabah Covid-19. Sebenarnya dengan sistem belajar dari rumah juga biaya operasional sekolah jadi berkurang. Misalnya saja beban pembayaran listrik, air atau internet sekolah jika ada. 

Sekolah sebagai lembaga pendidikan seharusnya memberi contoh bicara jujur dan bertindak adil. Pengurangan biaya operasional bisa diperhitungkan sebagai pengurangan uang sekolah. Begitu pula biaya ujian nasional harus dikembalikan ke orang tua murid karena tidak jadi dilaksanakan. Semua biaya yang harus dikembalikan untuk ikut membantu mengurangi beban orang tua murid dan contoh bersikap adil sebagai lembaga pendidikan.

 

Azas Tigor Nainggolan
Ketua Forum Warga Kota (FAKTA) Indonesia

Komentar