Selasa, 07 Mei 2024 | 10:44
NEWS

Cerita Kesembuhan Sopir Taksi yang Terpapar Corona dari Penumpang

Cerita Kesembuhan Sopir Taksi yang Terpapar Corona dari Penumpang
RS (35), pasien 03 di Lampung yang sembuh dari corona (03 (Kompas.com-Tri Purna Jaya)

ASKARA - Ada sakit tentunya pasti ada pula kesembuhan. Demikian pula dengan corona. Di balik virus yang menyerang jutaan warga dunia itu pasti terselip berkah kesembuhan.

Seperti yang dialami seorang sopir taksi yang terpapar corona di Lampung yang sembuh dengan bermodal semangat. RS, berumur 35 tahun, adalah pasien kasus nomor 03 positif corona di Lampung yang telah dinyatakan sembuh.

Saat ditemui awak media di rumahnya di Kecamatan Teluk Betung Utara, Bandar Lampung, RS sedang berjemur matahari di depan rumahnya yang sederhana. Gerakan tubuh RS masih terlihat lemah saat membalas sapaan para pewarta yang menemuinya.

Rabu ini adalah hari ketiga itu dia diperbolehkan pulang dari Ruang Isolasi RS Abdul Moeloek. Nada bicara sopir taksi Bandara Soekarno-Hatta ini terdengar tegar dan ceria ketika menceritakan pengalamannya terjangkit virus corona.

"Alhamdulilah, Mas. Sudah boleh pulang. Bisa kumpul lagi sama keluarga," kata RS. 

RS diduga tertular virus corona dari penumpang taksi yang dibawanya beberapa waktu lalu. Ada dua penumpang dia bawa dalam satu hari, sebelum RS mengalami gejala corona.

"Satu dari China atau Jepang, begitu saya bawa dari Mal Taman Anggrek. Lalu agak siang, bawa penumpang dari Kosambi, penumpang yang ini batuk-batuk," kata RS.

Keesokan harinya, RS demam dan susah menelan makanan. RS pun kembali ke Bandar Lampung di saat dia mengalami gejala corona.

"Ada acara keluarga. Saya belum tahu itu kalau terkena (virus corona)," kata RS. Di Bandar Lampung kondisi RS makin memburuk.

Upaya berobat ke dokter dan rumah sakit tetap tidak mengurangi sakit yang dideritanya. Bahkan RS mulai merasa sesak nafas. "Akhirnya dirujuk ke RS Abdul Moeloek," ujarnya. 

Hingga saat masuk ke ruang isolasi, RS tetap belum mengetahui jika dia terkonfirmasi positif corona. RS baru tahu, ketika orangtuanya menelepon.

"Orangtua saya bilang, kamu pasien (positif) 03. Ya sudahlah. Saya enggak peduli. Saya fokus agar saya sembuh. Saya berusaha tidak peduli sama kabar di luar. Yang penting saya sembuh," tuturnya. 

RS mengakui kondisinya sangat menyedihkan ketika diisolasi. Dia hanya bertemu dengan perawat dan dokter selama 18 hari isolasi. Selama dalam perawatan itu berusaha menjaga asa dengan tetap ceria dan pikiran positif.

"Tetap semangat. Jangan pikirin yang lain. Fokus sama kesembuhan diri kita. Ada anak, istri, orangtua yang bisa memberi semangat," imbuhnya. 

RS juga meminta agar masyarakat tidak mengucilkan keluarga pasien positif corona dan ikut memberi semangat serta dukungan agar mereka lekas sembuh. 

"Siapa sih yang mau kena (virus corona) ini? Mohon jangan dikucilkan atau kalau ada yang meninggal, jangan ditolak, bayangkan jika ada salah satu keluarga yang kena," pinta RS.

Komentar