Kamis, 23 Mei 2024 | 23:44
COMMUNITY

100 Pasang Lilin Sambut Imlek di Vihara Dharma Bhakti

100 Pasang Lilin Sambut Imlek di Vihara Dharma Bhakti
Lilin raksasa berjajar rapih menyambut Imlek di Vihara Dharma Bhakti (Askara/Dhika Alam Noor)

ASKARA - Perayaan Imlek identik dengan lilin merah besar sebagai pengantar jemaat beribadah saat malam pergantian tahun dalam penanggalan Tionghoa. 

Dalam menyambut Imlek 2571 yang jatuh pada Sabtu 25 Januari mendatang, Vihara Dharma Bhakti juga menyiapkan ratusan lilin berukuran raksasa. 

Lilin berjajar rapih dan memadati bagian belakang ruangan vihara yang berlokasi di Jalan Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat itu. Terdapat tiga ukuran lilin yaitu kecil, sedang dan besar. Semuanya merupakan sumbangan para jemaat sebagai bentuk rasa syukur kepada sang pencipta. 

Deni Sarika (46), salah satu pengurus Vihara Dharma Bhakti menuturkan, lilin merah bagi etnis Tionghoa memiliki makna serta lambang yaitu keberanian, kesuksesan, dan pencerahan hati yang suci. Percaya bahwa lilin merah sebagai simbol kemakmuran dan kehidupan. 

Sesuai fungsinya sebagai penerangan, makna lilin dalam setiap perayaan Imlek ialah menjadi penerang bagi umat manusia. Seperti keinginan hidup bahagia, memperlancar usaha dan dekat dengan jodoh. 

''Lilin ini tiap tahun ada umat yang menyalakan. Ini bertanda untuk dalam kehidupan dia biar terang minta dibantu oleh Dewi Kwan Im. Juga bentuk ucapan terima kasih atau rasa syukur umat,'' jelas Deni saat berbincang dengan redaksi di Vihara Dharma Bhakti, Kamis (23/1).

Berdasarkan kepercayaan ritual persembahyangan masyarakat Tionghoa, ada tiga bentuk lilin yang dikenal yakni lilin panjang umur, lilin perjodohan dan lilin murah rezeki.

Ketahanan lilin bisa menyala hingga berbulan-bulan, tentu sesuai dengan ukurannya. Jumlahnya setiap perayaan Imlek terus bertambah sehingga membuat penuh area vihara. 

''Lilin yang besar bisa bertahan enam bulan. Ini banyak, sekitar 100 pasang lilin ada. Tapi di sini tempatnya terbatas, kalau memang dulu lebih banyak,'' ujar Deni. 

Adapun, ukuran lilin mulai 100 kati, 200 kati, 500 kati hingga 1.000 kati yang setara dengan 600 kilogram. Dengan variasi harga beragam. Semakin besar ukuran harganya pun terbilang mahal.

''Nominal harganya mulai sebesar Rp 500 ribu, Rp 10 juta hingga Rp 15 juta,'' beber Deni yang merupakan warga asli Petak Sembilan. 

Kemampuan setiap umat juga berbeda-beda karena tidak mesti dipaksakan untuk membeli ukuran lilin besar. Pada bagian depan lilin terdapat ukiran nama jemaat dalam aksara Mandarin atau Indonesia.

''Setiap lilin bertulisan nama-namanya. Berbeda, tergantung orang yang nyumbang,'' kata Deni. 

Dalam perayaan Imlek, vihara selalu ramai didatangi jemaat. Hilir mudik bergantian melakukan ibadah. Jemaat akan datang mulai Jumat pagi hingga Sabtu malam. 

''Animo umat tetap ramai. Asal mau menjelang Imlek ini masyarakat selalu antusias datang memberi hormat pada dewa-dewa. Ruangan ini pas malam Imlek selalu mengadakan kebaktian dengan membaca doa-doa,'' jelas Deni. 

Komentar