Jumat, 26 April 2024 | 14:14
COMMUNITY

Ketika Corona Melumpuhkan Aktivitas PJKA

Ketika Corona Melumpuhkan Aktivitas PJKA
Anggota Komunitas PJKA saat berkumpul merayakan ulang tahun salah satu grupnya. (Dok. PJKA)

ASKARA - Merebaknya virus corona (Covid-19) telah berdampak pada berbagai aspek. Semua aktifitas seakan terhenti terkecuali yang melakukan kerja dari rumah (work from home). 

Lalu bagaimana dengan kegiatan Komunitas Pulang Jumat Kembali Ahad (PJKA) di tengah wabah. 

Komunitas PJKA merupakan kumpulan para perantau Jakarta yang berpulang kampung pada hari Jumat dan kembali ke ibu kota pada Ahad atau di Hari Minggu. 

Terbentuk sejak 1990-an, PJKA kini telah beranggotakan sekitar 2.000 orang yang dengan kompak setiap bulan merancang perjalanan untuk kembali ke kampung halaman menggunakan moda transportasi kereta api. 

Koordinator Komunitas PJKA Dina Setiyawan mengatakan, PJKA berdiri untuk menjadi pendorong agar mereka yang merantau selalu mengingat keluarga di kampung halaman. Para anggotanya sudah terbiasa pulang ke kampung halaman setiap akhir pekan meskipun hanya libur satu hari demi bertemu sanak keluarganya. 

Spesialnya menjadi bagian PJKA semua anggota yang hendak pulang ke kampung mendapatkan tiket perjalanan kereta api dengan harga murah. Semuanya diatur dengan baik oleh Dina dengan memesan tiket per H-90 sebelum keberangkatan.

Namun sayang, akibat virus corona PJKA terpaksa harus menghentikan aktivitas seperti biasanya. PT Kereta Api Indonesia (KAI) memberlakukan kebijakan pengembalian pemesanan tiket bagi calon penumpang yang melakukan pembatalan perjalanan mulai 23 Maret untuk keberangkatan sampai dengan 29 Mei.

Dina mengaku bersyukur atas kebijakan tersebut lantaran bisa mengembalikan dana pemesananan tiket yang dibeli sejak beberapa bulan lalu. Meski begitu rasanya pahit lantaran tidak bisa bertemu sanak keluarga di kampung halaman. 

"Ya KAI membuat kebijakan bisa refund 100 persen kembali tanpa potongan, ya malah senang kalo cancel enggak rugi. Sedihnya ya itu enggak bisa pulang," kata saat berbincang dengan Askara, Senin (23/3).

Adapun yang tidak bisa pulang ke kampung halaman disebabkan kebijakan kantor yang melarang untuk pulang kampung. Adanya sanksi juga menjadi hal terberat untuk pulang ke kampung halaman meski hanya sejenak.

"Enggak dapat izin kantor. Kalau nekat pulang sanksinya berat, bahkan ada yang diminta libur sebulan, potong gaji kalau sampai mudik," tutur Dina. 

Dina pun berharap dengan kondisi saat ini wabah virus corona dapat segera hilang, sebab membuat dirinya serta anggota PJKA rindu sanak keluarga masing-masing. Terlebih dengan situasi bercampur khawatir akan wabah corona. 

Diketahui, PJKA membawahi sejumlah grup yang masing-masing per satu grup beranggotakan 50-100 orang. Dan untuk sekali pemesanan tiket dalam satu grup, koordinator mengumpulkan dana dari para anggota setiap pekan hingga sekitar Rp 20 juta.

Madiun, Jawa Timur menjadi tujuan paling dominan dari para anggota yang keberangkatannya dari Stasiun Pasar Senen menggunakan Kereta Api Berantas. Adapun tujuan kota lain seperti Yogyakarta dan Solo. 

Anggota PJKA terdiri dari berbagai profesi seperti PNS, karyawan swasta, TNI dan lainnya. 

Komentar