Jumat, 26 April 2024 | 07:28
TRAVELLING

Pendaki

Pendaki
Dokumentasi Wariani Krishnayanni

ASKARA - Mendaki gunung tidaklah mudah bagi sebagian banyak orang. Banyak pula pandangan miring terhadap orang-orang yang suka dengan olah raga mendaki gunung.

Mulai dari pikiran kayak orang gelandangan, kurang kerjaan, hidup cari susah, banyak pula pikiran negatif tentang ngapain saja di gunung hingga persepsi bahwa mendaki gunung adalah kegiatan yang sia-sia dan buang waktu saja. Terutama bagi seorang perempuan.

Kenyataannya pendaki gunung adalah orang-orang yang meski tanpa disadari terbiasa membuat planning, mulai dari mencari info letak lokasi gunung, menghitung waktu, mempersiapkan biaya, perlengkapan dan kebutuhan logistik, memikirkan tentang keselamatan, belajar bekerja sama dalam tim. 

Solidaritas. Hingga menemukan saudara meski tak sedarah.
Tidak hanya itu, pendaki merupakan orang yang sangat hati-hati. Mereka berjalan setapak demi setapak dengan penuh kehati-hatian melalui tanah bebatuan, fokus pada tiap langkah, memperhatikan situasi dan kondisi, baik dalam perjalanan menggapai puncak  maupun menuruni lereng pegunungan. Apalagi dengan beban berat yang di gendong pada punggung mereka. Mendaki adalah Kegiatan mengolah raga dan rasa, bukan sekedar hura-hura. Mereka belajar berbicara hati-hati dan sopan karena gunung menyimpan banyak hal tak terduga.

Arogansi membawa pada penderitaan, melumpuhkan syaraf kesombongan.
Di gunung, mereka belajar mengolah emosi, belajar mencari solusi. Di sinilah tiap pribadi akan bisa kita ketahui, termasuk diri Kita sendiri... apakah termasuk besar ego, pemarah, hingga pada tingkat kesetiaan antar teman.

Gunung merupakan sekolah kehidupan yang tidak bisa tergantikan. Banyak pelajaran bisa kita dapatkan. Kalau kita mau memperhatikan.

Para pendaki menempa diri dengan cara yang tak lazim bagi yang lain. Meski semua itu berawal dari refreshing melepas penat keseharian. Terutama ini berlaku bagi pendaki-pendaki jaman dulu. Bermodal niat berbekal tekad.

Persiapkan dan jaga diri sebaik-baiknya, agar tidak tercipta pikiran miring yang telah menjadi stempel negatif pada diri para pendaki gunung seperti kita.
Salam satu jiwa.

Komentar