ASKARA - Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS, seorang pakar Kelautan, menyoroti pentingnya transformasi dalam pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) agar lebih efektif dan berdampak positif bagi masyarakat.

"BLT harus disalurkan langsung ke rumah-rumah penerima dengan menghindari proses yang rumit yang dapat menimbulkan kesulitan," ujar Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University, Rabu (24/4).

Untuk itu, jika terpaksa BLT tetap ada, Prof Rokhmin Dahuri menyarankan:

Pertama, BLT Harus Datang Langsung ke Rumah-rumah.

Prof Rokhmin Dahuri menekankan bahwa BLT harus didistribusikan secara langsung ke rumah-rumah penerima tanpa proses yang rumit.

"Pendekatan ini akan memastikan bahwa bantuan benar-benar sampai kepada yang membutuhkan tanpa disalahgunakan atau terhambat oleh birokrasi," ucap Menteri Kelautan dan Perikanan – RI periode 2001 – 2004.

Kedua, menghindari kesulitan yang tidak perlu.

Beliau menekankan bahwa pembagian BLT tidak boleh menyulitkan masyarakat. 

"Prosesnya haruslah sederhana dan mudah diakses oleh penerima bantuan," tuturnya.

Menurutnya, dengan menghindari birokrasi yang berlebihan, pembagian BLT dapat menjadi lebih efisien dan tepat sasaran.

Ketiga, BLT Jangan membuat masyarakat bergantung.

"BLT seharusnya tidak menciptakan ketergantungan," tegas  Duta Besar Kehormatan Kepulauan Jeju dan Kota Metropolitan Busan, Korea Selatan itu.

Sebaliknya, kata Prof Rokhmin Dahuri, program BLT sebaiknya didesain agar mendorong penerima untuk mandiri dan memperbaiki kondisinya secara berkelanjutan.

Keempat, pemberdayaan ekonomi lokal.

Salah satu saran Prof Rokhmin Dahuri adalah memanfaatkan BLT untuk memperkuat ekonomi lokal.

Misalnya, dengan memberikan pelatihan keterampilan dan dukungan untuk memulai usaha kecil, BLT dapat menjadi dorongan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat.

"Melalui transformasi pembagian BLT ini, diharapkan bantuan tersebut dapat lebih efektif, mengurangi kesulitan bagi penerima, dan pada akhirnya membantu memperkuat ekonomi masyarakat secara berkelanjutan," kata kata Penasihat Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia periode 2009  sekarang.