Sabtu, 27 April 2024 | 13:26
OPINI

Rintihan Papua: Menunggu Fajar di Tanah Anugerah Tuhan

Rintihan Papua: Menunggu Fajar di Tanah Anugerah Tuhan
Fajar di Wasur, Papua Selatan (Dok John Gluba Gebze)

ASKARA - Menunggu fajar menyingsing dengan indahnya, berharap siapa tahu hidup di bumi tanahku bisa seindah seperti di langit, hanya sayang, indah itu hanya milik cakrawala di langit yang tinggi, bukan milik kami, tetapi hanya milik mata kami saja.

Kami hanya bisa bangga dengan keindahan cakrawala langit kami yang begitu menakjubkan. 
Indah, indah sekali dan sangat luar biasa. 

Kami tidak tahu, panorama fajar pagi  yang begitu indah itu, dihadirkan untuk kami atau untuk siapa? Sebab tidak ada pesan khusus yang ditulis pada lembaran fajar itu, kalau keindahan panorama pagi itu diperuntukan secara khusus bagi siapa atau kalangan mana.

Karena yang kami pahami, jika cakrawala pagi itu ada di atas langit tanah kami, berarti boleh dibilang itu milik kami. Tetapi...., mengapa hidup kami sampai saat ini belum bisa seindah polesan cakrawala itu. Padahal indahnya cakrawala pagi itu sudah ada sedari dulu, mulai dari jaman leluhur kami hidup, alam tanah ini menyuguhkan keindahan panorama pagi pada layar  cakrawala, tidak tahu siapa pelukisnya yang sangat baik hati  mengirimkan lukisan fajarnya kepada kami.

Untung sekali masih ada perhatian yang kami dapatkan  dari langit, yang kami tidak tahu siapa pengirimnya itu. Sampai sekarang kami tidak tahu karena tidak pernah memperlihatkan sosok dirinya dihadapan kami. 

Sungguh ada makluk ajaib yang kami tidak tahu person dirinya, yang meskipun kami tidak pernah tahu seperti apa pengirim panorama indah itu pada setiap fajarnya. Bersyukur masih ada sang pemerhati yang kami tidak kenal personalnya tetapi sangat memperhatikan kami. 

Oh Tuhan, siapa gerangan pengirim keindahan lewat layar cakrawala itu. Tuhan sendirikah pengirimnya?Kalau memang Tuhan, kami bersyukur tidak terhingga kepada-Mu dengan harapan jangan hentikan lembaran keindahan itu, supaya kami terhibur dalam perjalanan hidup kami yang belum beruntung menikmati hasil bumi anugerah-Mu.

Kalau dari langit saja Tuhan memperhatikan kami, moga Tuhan turun memperhatikan kami yang sudah tidak memiliki ruang kehidupan yang sudah Tuhan anugerahkan bagi kami. 

Jika Tuhan tidak berbelas kasih bagaimana kelanjutan hidup kami, jika situasi sudah rumit seperti ini?Tuhanlah satu-satunya tempat pengharapan kami, kepada-Mu  lah kami sandarkan harapan.

Kami percaya janji-Mu di Amos 9:15, "Maka Aku akan menanam mereka ditanah mereka dan mereka tidak akan dicabut lagi dari tanah yang telah Ku berikan kepada mereka."

Tuhan janji-Mu itu yang kami pegang dan percaya karena Tuhan itu bukan pengingkar janji tetapi pewujud janji. 

Dari bumi terendah tempat kehidupan kami Papua, kami berharap dan berdoa kepada-Mu agar jaminan-Mu untuk tidak dicabut dari tanah anugerah-Mu yang telah Tuhan berikan kepada kami ini.

Doa hamba-Mu 
John Gluba Gebze
Padepokan Wasur
Selasa, 26 Maret 2024

 

Komentar