Senin, 29 April 2024 | 13:55
OPINI

Taklukkan Waktu: Memahami Kekuatan Komunikasi Chronemics dalam Interaksi Manusia

Taklukkan Waktu: Memahami Kekuatan Komunikasi Chronemics dalam Interaksi Manusia
Ilustrasi kekuatan komunikasi (Dok Fawwaz)

Oleh: Fawwaz Hanis Radika Putra

Mahasiswa Sekolah Vokasi IPB

ASKARA -  Komunikasi merupakan hal yang tidak pernah lepas dari makhluk sosial, komunikasi ini adalah bentuk kegiatan yang di lakukan untuk saling memberi informasi atau berintraksi yang di mana dalam prosesnya terjadi proses tukar menukar ide atau gagasan seperti yang dikatan oleh Bernard Berelson dan Gary A. Steineer dalam ( Mulyana,2010:68 ), Komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi keterampilan dan sebagainya, dengan menggunakan symbol-symbol, kata-kata, gambar, dan sebagainya. Tindakan dari proses inilah yang akhrinya tercipta sebuah komunikasi.

Komunikasi bukan hanya tentang apa yang dikatakan, tetapi juga tentang bagaimana pesan disampaikan secara tidak langsung atau nonverbal. Menurut Kusumawati (2015:90) Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk tanpa kata-kata, nyatanya di kehidupan nyata ini komunikasi yang paling banyak digunakan adalah komunikasi nonverbal seperti sentuhan, ekspresi, gerak tubuh, gerik mata dan masih banyak lagi. Secara teoritis komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal dapat dipisahkan. Namun dalam kenyataannya, kedua jenis komunikasi ini saling terikat satu sama lain, saling melengkapi dalam komunikasi yang sering kita lakukan sehari-hari (Solihat, Purwaningwulan, dan Solihin, 2014:49).

Salah satu aspek penting dari komunikasi nonverbal adalah chronemics, yang mana chronemics ini adalah komunikasi nonverbal yang berhubungan dengan waktu, Chronemics mengacu pada bagaimana kita memandang dan menggunakan waktu untuk mendefinisikan identitas dan interaksi. (Wood.2007).[13] jadi Chronemic ini bisa dikatakan melibatkan penggunaan dan pemahaman tentang waktu dalam interaksi manusia. Dari kecepatan bicara hingga penundaan dalam tanggapan, setiap aspek waktu memiliki makna tersendiri yang memengaruhi komunikasi interpersonal.

Menurut Encyclopedia of Special Education , "Chronemics mencakup orientasi waktu, pemahaman dan pengorganisasian, penggunaan dan reaksi terhadap tekanan waktu, kesadaran bawaan dan pembelajaran akan waktu, dengan memakai atau tidak memakai jam tangan secara fisik, tiba, memulai, dan mengakhiri terlambat atau tepat waktu Komunikasi.jadi dapat di katakan Persepsi dan nilai-nilai seseorang terhadap waktu memengaruhi cara mereka berkomunikasi. Cara seseorang menggunakan waktu dapat memengaruhi gaya hidup, hubungan pribadi, dan pekerjaan mereka. Perbedaan persepsi waktu antar budaya dapat menyebabkan konflik antar individu. 

Di Indonesia, komunikasi chronemics juga memperoleh warna khas sesuai dengan budaya lokal. Konsep "jam karet" atau fleksibilitas waktu sering menjadi bagian dari norma-norma budaya. Namun, dengan adanya pengaruh globalisasi, terutama dalam konteks bisnis, pola komunikasi ini mengalami perubahan. Penting bagi individu untuk memahami dan mengakomodasi budaya waktu yang berbeda dalam berbagai konteks komunikasi.

Dikutip dari jurnal FENOMENA BUDAYA “NGARET” DI INDONESIA oleh Afina Salma Anindatam dari Universitas Sebelas Maret Jam karet atau “ngaret” ini sudah sangat erat dengan kehidupan masyarakat Indonesia dalam masalah penggunaan waktu. Masyarakat Indonesiacenderung memandang sepele dan lumrah mengenai “ngaret” ini. 

Hal ini bahkan dapat dikatakan sebagai budaya negatif yang berkembang di masyrakat Indonesia. Budaya akan terus lestari jika masyarakatnya mau menjaga dan melestarikannya. Namun, budaya negatif ini tentu tidak harus dilestarikan tetapi harus diubah dan dibangun dengan budaya manajemen waktu yang baik. Manajemen waktu merupakan cara untuk menata kebiasaan pola hidup kita sehari- hari, sehingga dapat mencapai tujuan yang kita rencanakan. 

Mengubah kebiasaan dapat mengubah karakter kita, karena karakter timbul dari suatu kegiatan yang dilakukan terus- menerus dan menjadi suatu kebiasaan. “Karakter kita pada dasarnya adalah gabungan kebiasaan-kebiasaan kita”[ CITATION Ste94 \\l 1057 ]. Jika kita terbiasa untuk displin waktu, maka akan timbul karakter yang disiplin dalam hidup kita, walaupun hal ini tidak mudah dilakukan diawal.

Untuk menerapkan komunikasi chronemics di Indonesia, penting untuk mempertimbangkan beberapa strategi. Pertama, pahami budaya waktu lokal dan sesuaikan diri dengan norma-norma yang ada. Kedua, jaga keterbukaan dan fleksibilitas dalam interaksi, sambil tetap berkomunikasi dengan jelas dan tepat waktu. Ketiga, manfaatkan teknologi untuk mendukung komunikasi dan pengelolaan waktu.

Dengan memperhatikan dan menerapkan strategi ini, kita dapat lebih efektif dalam memahami dan menggunakan kekuatan komunikasi chronemics dalam interaksi manusia di Indonesia.

Menerapkan konsep komunikasi chonomics menjadi semakin penting dalam era digital saat ini. Dengan memahami bagaimana informasi dan komunikasi berperan dalam ekonomi modern, organisasi dapat meningkatkan efisiensi operasional dan memperluas jangkauan pasar mereka. Melalui penggunaan teknologi dan strategi komunikasi yang tepat, mereka dapat memanfaatkan peluang baru dan menjaga daya saing dalam lingkungan bisnis yang terus berubah. Dengan demikian, penggunaan komunikasi chonomics menjadi kunci untuk membuka potensi pertumbuhan dan keberhasilan jangka panjang bagi individu dan organisasi di berbagai sektor industri.

Komentar