Sabtu, 27 April 2024 | 15:37
TRAVELLING

Pantai Goa Langir Penuh Pesona

Pantai Goa Langir Penuh Pesona
Pantai Goa Langir (Dok Ervan)
Oleh: Ervan Muhammad Putra Kurniawan 
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media Sekolah Vokasi IPB
 
ASKARA - Cerita diawali pada tanggal 2 Februari 2024, penulis dan rekan-rekan berencana untuk berwisata ke Pantai. Pilihannya adalah Ciletuh, Sawarna, dan Goa langir. Setelah melalui pertimbangan, akhirnya Goa Langir menjadi pilihan. Penulis pada H-1 terancam gagal ikut dikarenakan tidak mendapat izin dari orang tua. Namun yang lainnya sudah bersiap berkumpul di kost salah satu orang karena pada awalnya berencana akan berangkat jam 2 atau 3 subuh agar tidak terkena macet. Karena rasa FOMO, penulis nekat ikut tanpa sepengetahuan orang tua dan berencana akan meminta maaf jika sudah sampai Pantai. 
 
Dikarenakan terdapat rekan yang tidak ikut menginap dan diam di kost atau rumah masing-masing. Maka akhirnya keberangkatan pun diundur hingga akhirnya mentari terbit. Pukul 7 pagi masih ada rekan yang belum bangun dan susah dihubungi, maka rekan-rekan lain inisiatif menjemput langsung ke kediaman masing-masing. Benar saja, ada beberapa rekan masih tertidur pulas di ranjang. Dikarenakan saat berangkat kami berpisah untuk menjemput dan bersiap mengisi bensin, kami pun menentukan titik kumpul di Lippo Plaza Ekalokasari. Saat hendak berangkat tiba-tiba ada salah satu rekan yang tadinya tidak mau ikut mendadak ingin ikut. Terpaksa salah satu rekan kembali untuk menjemputnya. 
 
Saat 10 orang beserta 5 motor sudah berada di titik kumpul pada pukul 09.00, kami berdoa bersama-sama dan menentukan rute yang akan dilewati 10 orang, 5 motor. Karena sudah terlalu siang diputuskan untuk tidak melewati Ciawi melainkan melewati Cipaku. Kami sempat salah jalan saat melewati Cipaku karena memang belum ada satupun anggota pernah melewati jalan itu dan hanya mengandalkan Google Maps. Alhasil bukannya mempercepat, malah memperlambat sampai tujuan dikarenakan kami memutar melalui jalan sempit dan perkampungan warga. Setelah sampai di Sukabumi, kami mulai tancap gas agar mempersingkat durasi perjalanan.  
 
Tibalah di Cikidang, jalan menuju Pantai Selatan cukup ekstrem dikarenakan terdapat banyak tanjakan dan turunan curam sehingga seringkali membuat kendaraan mengalami rem blong. Salah satu rekan kami mengalami itu dikarenakan salah teknik saat menekan rem di turunan panjang. Beruntung tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Sekitar pukul 12 siang kami beristirahat sejenak di salah satu warung makan untuk makan siang. Setelah sekitar 45 menit berisitrahat, perjalanan dilanjutkan. Di jalan kami bertemu dengan banyak konvoi pengendara motor, ada konvoi motor Benelli hingga Harley Davidson. 
 
Tibalah di Pelabuhan Ratu, pantai sudah mulai terlihat, tetapi tujuan kami masih 1 jam perjalanan. Tiba-tiba hujan deras turun, kami pun berhenti di salah satu tempat kosong dengan pemandangan langsung ke pantai. Di sini kami berteduh sembari istirahat sejenak selama kurang lebih 30 menit hingga hujan mereda dan melanjutkan perjalan. 
 
Sampai di salah satu pertigaan menuju jalan Pantai Goa Langir, kami sempat bertemu dengan pungli tetapi tidak ada satupun dari kami yang memberi dan terus berjalan. Setelah melewati lokasi pungli tersebut jalan sudah mulai rusak dan banyak lobang dalam. Tetapi kami tetap kencang namun lebih hati-hati dengan memberikan kode tangan ataupun kaki satu sama lain. Bensin motor penulis mulai berkedip dan kami baru sadar jika kita sudah melewati SPBU terakhir. Akhirnya penulis pun mengisi bensin di pom mini terdekat. 
 
Tanpa disangka-sangka karena banyaknya lubang. Ada salah satu lubang yang gagal penulis hindari. Beberapa lama kemudian terdengar suara aneh dari mesin motor. Ternyata knalpot motor terlepas. Kami pun berhenti dan untungnya salah satu dari kami ada yang membawa perlatan sehingga dapat dipasang kembali. 
 
Setelah 5 jam perjalanan, akhirnya kami tiba di Pantai Goa Langir. Kami membayar 10 ribu per orang untuk tiket masuk. Begitu sampai di pantai, kami melakukan peregangan sebentar dan mulai berjalan kaki menuju Goa Langir dengan pasir halus dan pemandangan pantai yang cantik di mana terdapat tebing tinggi disisinya. Segerombolan monyet hidup berdampingan dengan manusia di area itu. Pada hari itu wisatawan cukup ramai dikarenakan memang sedang hari libur. 
 
Setelah sampai di Goa Langir, kami menanyakan tenda kecil yang akan digunakan untuk menyimpan perlengkapan. Tetapi alangkah terkejutnya karena tenda 1x1 meter dibanderol 225 ribu untuk sehari sewa. Ketika masuk ke dalam goa terlihat banyak air yang menetes dari langit-langit goa. Selain itu ada lubang yang berisi kelelawar dan berterbangan saat kami merekamnya.  
 
Setelah puas menikmati goa, kami melanjutkan mencari penginapan. Awalnya ingin menyewa gubuk atau saung dengan harga 100 ribu sampai pulang esok hari, tetapi itu terlalu kecil dan tidak nyaman karena hanya ditutup dengan tirai. Kami kembali mencari tempat penginapan lainnya dan menemukan penginapan berupa kamar yang dapat muat diisi 10 orang dengan kamar mandi dalam seharga 350 ribu rupiah. 
 
Setelah menyimpan barang di penginapan, kami menikmati pantai hingga sunset. Banyak kegiatan yang dilakukan di pantai termasuk interaksi dengan pengunjung yang mayoritas dari Jakarta dan warga sekitar. Selain itu kami banyak berbincang dengan penjaga warung yang mrngatakan, Goa Langir tidak terlalu banyak pengunjung di hari biasa, dan tidak banyak juga pengunjung yang menginap, karena biasanya hanya datang hingga sunset. Jika menginap, mereka bisa menyewa tempat seperti kami ataupun mendirikan tenda sendiri di pinggir pantai. 
 
Untuk makanan kami bisa membeli di warung yàng letaknya di bawah penginapan dengan harga standar dan tidak terlalu mahal untuk tempat wisata. Selain itu kami juga membeli ikan segar di warung ikan pinggir Pantai dan membakarnya di pantai karena tempat untuk bakar-bakar sudah disediakan oleh pihak penginapan. 
 
Kami menginap selama satu malam hingga keesokan hari pada pukul 2 siang. Perjalanan pulang lancar dan tidak terjebak hujan, diselingi istirahat sejenak di perjalanan dengan makan pecel lele di daerah Sukabumi. Sampai bogor sekitar pukul 18.00 dan semua orang langsung pulang ke kediamannya. 
 

Komentar