Minggu, 28 April 2024 | 18:43
TRAVELLING

Kawah Ratu, Perjalanan Menuju Keindahan

Kawah Ratu, Perjalanan Menuju Keindahan
Kawah Ratu Gunung Salak, Kec. Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Dok Salsabila)

Oleh: Selsabila Khairani Putri

Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media SV IPB University

 

ASKARA - Pelepas penat bisa saja berbeda bagi setiap orang. Dihantam kesibukan sehari-hari yang tentunya tak sama. Membuat orang memiliki kesibukan yang berbeda dan keseharian yang beragam. Maka, tidak heran bahwa setiap orang memiliki cara yang bervariasi untuk menjadikan diri segar kembali. Menelusuri destinasi wisata alam, menjadi salah satu contohnya. 

Kawah Ratu, merupakan alasan diadakannya perjalanan kali ini. Keinginan untuk menikmati keindahan Kawah Ratu membuat banyak orang melakukan perjalanan ke  alam secara langsung. Kawah Ratu sendiri merupakan area yang terdampak dari erupsi Gunung Salak yang terakhir pada tahun 1938. Luas Kawah Ratu mencapai 2 hektar dan berada di lereng selatan Gunung Salak. Hal ini membuat Kawah Ratu menjadi kawah terluas dan yang paling populer diantara kawah lainnya di Gunung Salak.

Kamis, 28 September 2023, menjadi saksi perjalanan berhasilnya penaklukan pendakian Kawah Ratu. Perjalanan dimulai dengan berkumpul di Sekolah Vokasi IPB University sebagai titik kumpul awal. Pertemuan ini dijadwalkan pada jam 06.00 WIB untuk dapat menyiapkan perlengkapan dengan maksimal. Perjalanan terdiri dari 18 peserta yang merupakan mahasiswa Sekolah Vokasi IPB University, serta beberapa orang umum. 

Transportasi yang digunakan dari kampus sekolah vokasi, sangat beragam. Beberapa orang yang menggunakan kendaraan pribadi, serta lainnya bersama-sama dengan angkot yang telah dipesan. Setelah sarapan, dilakukan pengecekan terakhir mengenai barang bawaan dan pembagian kendaraan, barulah pada pukul 07.30 WIB keberangkatan dilakukan. Sangat penting halnya untuk selalu berdoa sebelum melakukan sesuatu, maka kita menyempatkan berdoa untuk kelancaran perjalanan sebelum perjalanan dimulai.

Waktu tempuh yang dibutuhkan untuk sampai ke daerah pendakian sekitar 1 jam 30 menit hingga 2 jam. Perjalanan menuju daerah pendakian cukup bagus, dan kerap kali melewati daerah tempat tinggal warga setempat. Sehingga banyak hal menarik yang dapat menjadi pengalih rasa jenuh. Seperti aktivitas pagi hari di daerah setempat, pasar yang banyak dikunjungi orang, dan juga hamparan pemandangan alam yang luas. Jalan raya yang dilalui untuk sampai pada lokasi dimulainya perjalanan juga sangat menanjak. Lalu dipadukan dengan banyaknya warga yang berlalu lalang, membuat pedal rem pada angkot yang ditumpangi sering kali digunakan. Ketika memasuki area pendakian, jalanan mulai berubah. Jalan yang awalnya merupakan jalan raya dengan aspal yang baik, telah terganti dengan bebatuan kecil yang kerap kali membuat kendaraan tidak stabil. Namun, hal ini malah bisa dijadikan hiburan karena banyaknya jalanan tidak rata dan meningkatkan adrenalin. 

Ketika mencapai gapura pos selamat datang, kita diharuskan membayar tiket masuk serta biaya parkir per kendaraannya. Untuk para pendaki dikenakan biaya Rp15.000,- sedangkan biaya parkir kendaraan mobil Rp20.000,-. Pada gerbang ini dilakukan penghitungan jumlah peserta dan rombongan. Setelah melewati gapura, kita dipersilahkan melanjutkan perjalanan menggunakan kendaraan hingga pos masuk. Terdapat beberapa pos yang dapat dipilih sebagai lokasi permulaan pendakian dilakukan. Pada trip kali ini, jalur Pasir Reungit menjadi titik awal dilakukan pendakian. 

Kendaraan hanya bisa digunakan hingga pos awal pendakian ini. Terdapat lahan parkir untuk motor dan juga mobil pada setiap pos nya. Juga terdapat beberapa warung yang menyediakan makanan untuk dapat disantap sebelum maupun sesudah pendakian. Serta tentunya juga ada tulisan selamat datang yang menandakan area awal pendakian. Pada pos ini, dilakukan pengecekan peserta dengan mencantumkan data diri dan kontak dari pemimpin setiap rombongan. Setelah registrasi inilah perjalanan sebenarnya dimulai.

Jalur Pasir Reungit dimulai dengan jalan bebatuan dan pepohonan. Sehingga penggunaan sepatu yang mampu untuk medan licin sangat disarankan. Perjalanan ditemani oleh sisi kanan dan kiri yang penuh pohon-pohon dan ranting yang menjalar dan terdapat beberapa sungai kecil yang menemani perjalanan menanjak ini. Dibutuhkan kehati-hatian untuk dapat melewati daerah ini.

Setelah melewati daerah hutan, maka kita akan dihadapkan dengan wilayah tandus nan gersang. Ketika sampai pada wilayah ini, kita hanya dapat melihat hamparan luar dengan bebatuan besar berwarna abu-abu. Entah karena faktor abu vulkanik atau semacamnya. Pepohonan juga minim dan hanya terdapat ranting-ranting yang tak berdaun. Setelah melewati wilayah pepohonan yang cukup adem, wilayah ini dapat dikatakan panas dan sedikit menurun. Setelah bertemu hamparan bebatuan luas ini, barulah jalan mendaki ditemukan lagi.

Pada bagian perjalanan selanjutnya, mulai ditemukan sungai yang berdampak dengan abu vulkanik. Mata air dan sungai pada wilayah sebelumnya dapat diminum dan disimpan untuk pelepas dahaga, berbeda dengan air yang terdapat pada sungai wilayah ini. Tidak ada dan tidak diperkenankannya  mengambil persediaan air pada sungai yang terkontaminasi abu vulkanik ini. Lalu dengan melanjutkan perjalanan sesuai jalur, maka semakin dekatlah perjalanan dilakukan hingga mencapai tujuan utama.

Setelah memakan waktu kurang lebih 2 jam, akhirnya tempat yang menjadi poin utama sudah mulai memunculkan wujudnya. Setelah melakukan pendakian pada kegersangan dan teriknya panas matahari dengan jalanan mendaki dan berpasir licin, barulah wilayah Kawah Ratu yang sebenrnya ditunggu-tunggu terlihat membentang sangat luas. Dari bagian atas, dapat dilihat dengan elok bahwa banyaknya kawah yang masih mengeluarkan eksistensinya. Beberapa diantaranya berskala kecil dan terdapat juga kawah dengan ukuran besar sehingga tidak boleh berada terlalu dekat dengan kawah.

Kawah tak hanya berupa letupan, namun masih terdapat daerah daratan yang bisa dipijak. Sehingga bisa melihat secara dekat bagaimana kawah tersebut bekerja. Pada daerah kawah, sangat dirasakan abu vulkanik yang menyerang indra pernafasan, namun masih dalam batas wajar. Selain itu juga terdapat air terjun dan sungai yang berisi endapan abu vulkanik pada bagian dasarnya. Tak sedikit orang menggunakan abu vulkanik ini sebagai masker maupun lulur, yang katanya dapat memberikan manfaat untuk kulit.

“Namun, disamping keindahannya tersebut, tetap membutuhkan energi yang cukup dan juga kehati-hatian pernafasan karena abu vulkanik yang bertebaran,” ucap Sindy, rekan di selama pendakian.

Pada Kawah Ratu, eksplorasi dilakukan dengan melihat berbagai sudut dari hamparan kawah nan luas tersebut. Tak banyak terdapat pepohonan, hanya batang pohon tandus dan bebatuan besar yang mengelilinginya. Dipadukan dengan teriknya matahari jam 12 siang, membuat pendirian tenda sementara dibutuhkan untuk sekedar berteduh guna mengisi amunisi yang terkuras. Bermain air, memperlihatkan keindahan hamparan kawah nan luas, serta mengabadikan momen dengan berfoto pada papan nama Kawah Ratu, menjadi kegiatan yang dapat dilakukan ketika telah tiba di wilayah Kawah Ratu. 

Setelah selesai dengan menikmati pemandangan dan mengisi amunisi, barulah perjalanan untuk kembali ke titik awal dimulai. Karena medan yang ditempuh untuk pulang merupakan medan yang sama dengan jalur keberangkatan, maka badan mulai terbiasa dengan lingkungan. Sehingga pendakian yang dilakukan kurang lebih 2 jam, dapat dilakukan lebih cepat ketika menuju kembali ke pos pendaftaran. Bebatuan, pepohonan, sungai, menjadi pemandangan yang bisa disaksikan kembali dan diabadikan dengan leluasa. 

Selama perjalanan pulang maupun pergi, terdapat beberapa tanda menunjuk arah. Hal ini dapat memudahkan para pendaki untuk menentukan kearah mana harus bergerak. Namun, papan tanda ini tidak terdapat di setiap jarak yang konsisten. Penanda arah hanya berada di persimpangan besar dan beberapa tempat lainnya yang memiliki banyak cabang jalan. Sangat disayangkan kekurangan penanda tersebut, karena berjalan di jalur yang tidak ada penanda dalam waktu yang cukup lama membuat rasa cemas akan kekeliruan memilih jalur meningkat.

Setelah berhasil melewati jalur yang sama melelahkannya, barulah pos pendaftaran terlihat. Konfirmasi ulang setelah menyelesaikan pendakian diperlukan. Setelah itu barulah perjalanan pendakian Kawah Ratu ini berakhir. Penggunaan kendaraan kembali diperbolehkan dan kembali ditemukannya warung-warung makanan yang disediakan oleh warga setempat. 

Pada perjalanan pulang ke kampus sekolah vokasi, sopir angkot yang disewa memilih jalur berbeda untuk dapat menghindari kemacetan. Namun, sebagai gantinya wilayah tersebut cukup banyak memiliki jalanan mendaki yang curam. Sehingga angkot kesulitan untuk melewati jalan tersebut dengan angkutan penumpang. Hingga di salah satu pendakian yang berbelok, penumpang turun terlebih dahulu dan mengharuskan membantu mendorong angkot agar dapat berjalan dengan baik.

Perjalanan kembali di tempuh dengan durani 2 jam dengan ditemani macetnya jalanan Kota Bogor. Setibanya di kampus sekolah vokasi, penutupan acara pendakian dilakukan, serta sedikit berbagi kisah unik yang terjadi selama pendakian. Pendakian Kawah Ratu sangat cocok dilakukan untuk para pemula dan yang ingin mendaki dalam sehari. Ditambah pemandangan kawah yang terbentang indah dan luas, membuat perjalanan ini sangat direkomendasikan.

Komentar