Senin, 29 April 2024 | 23:16
OPINI

Peran Komunikasi dalam Pembentukan Karakter Generasi Muda pada Era 5.0

Peran Komunikasi dalam Pembentukan Karakter Generasi Muda pada Era 5.0
Ilustrasi perangkat komunikasi (Dok Pixabay)

Oleh: Siti Ainun Arsy

Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media Sekolah Vokasi IPB University

 

ASKARA - Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era Society 5.0 membawa dampak besar yang tidak dapat kita hindari lagi, hal ini menjadi tantangan bagi generasi muda. Era Society 5.0 adalah konsep masyarakat yang berpusat pada manusia (human centered) yang berbasis teknologi (technology based). Untuk mengadapi era 5.0 ini diperlukan generasi muda untuk dapat berpikir kreatif, inovatif, kritis, dan memiliki keterampilan komunikasi yang baik. Sebagai generasi muda yang tentunya akan menjadi penerus bangsa, mereka harus mempunyai karakter yang baik untuk dapat menghadapi perkembangan zaman yang terus berlanjut. Untuk membentuk karakter generasi muda tersebut, diperlukan komunikasi yang baik. Dengan adanya komunikasi, pesan dapat tersampaikan dengan baik terhadap komunikan.  

Suyanto (2009) mendefinisikan karakter sebagai cara berfikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan kerja sama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara “dikutip dari jurnal Pendidikan Tambusai”. Pendidikan karakter merupakan suatu usaha manusia secara sadar serta terencana yang bertujuan untuk mendidik dan memberdayakan setiap potensinya. Pendidikan karakter ini sangat erat kaitannya dengan system Pendidikan moral, dimana tujuannya adalah untuk melatih dan membentuk kemampuan setiap individu seacara berulang-ulang untuk menuju kehidupan yang lebih baik lagi. Karakter generasi muda sangat menentukan masa depan bangsa Indonesia. Untuk itu diperlukan pembentukan karakter generasi bangsa dimulai dengan memperbaiki komunikasi antar sesama, seperti komunikasi di dalam keluarga. 

Keharmonisan dalam rumah tangga merupakan faktor penting dalam membentuk karakter anakanak. Pola komunikasi yang baik antar anggota keluarga menjadi kunci keberhasilan dalam proses pembentukan karakter. Sebagai contoh, jika seorang anak sering ditinggalkan oleh orang tua karena kesibukan mereka, dan interaksi komunikasi mereka sangat sedikit, maka anak tersebut cenderung menjadi egois, arogan, dan tidak bertanggung jawab. Kurangnya pemantauan dan perhatian orang tua terhadap anak dapat menyebabkan anak terjerumus ke pergaulan yang buruk. 

Generasi milenial dan zilenial, menganggap bahwa teknologi merupakan gaya hidup yang tidak dapat dipisahkan, akibatnya mayoritas generasi milenial dan zilenial menggunakan teknologi dalam kehidupan sehari-harinya, seperti mencari informasi di internet. Contohnya, saat ini dalam penggunaan media sosial, banyak anak muda yang tidak peduli akan ketikan dan kritikan mereka terhadap orang lain. Seperti adanya sebuah isu yang hangat diperbincangkan, dapat dilihat pada kolom komentar mengenai tanggapan-tanggapan publik yang kurang pantas, seperti melontarkan hujatan atau opini mereka namun menggunakan bahasa yang tidak sopan dan kasar. Hal ini merupakan salah satu pelanggaran etika dalam menggunakan media sosial. Untuk menangani hal ini tentu perlu adanya pendidikan karakter terhadap anak muda. Tujuannya adalah untuk membentuk pribadi yang baik. 

Dari contoh tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa komunikasi memiliki peran yang sangat vital dalam membentuk karakter seseorang. Komunikasi yang baik dan berkelanjutan akan membentuk karakter yang baik pada individu. Dalam era Society 5.0 yang menekankan penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari, peran komunikasi dalam membentuk karakter menjadi semakin krusial. Faktor-faktor lain yang turut membentuk karakter individu meliputi lingkungan, keluarga, teman sebaya, dan media massa. Oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk memperhatikan dan mengembangkan kualitas komunikasi mereka agar dapat membentuk karakter yang positif dan berkualitas di tengah arus perkembangan zaman yang terus berubah. 

Seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi, kita menyaksikan fenomena di mana budaya asing masuk ke dalam budaya lokal melalui media sosial dan internet. Hal ini menyebabkan banyak anak muda terpengaruh oleh budaya asing tersebut. Dampaknya, karakter dan moral generasi muda terancam terkikis. Mereka cenderung mengabaikan nilai-nilai etika dan kesopanan dalam interaksi sosial mereka. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan pendidikan karakter dan moral di kalangan generasi muda. Pendidikan tersebut harus meliputi pemahaman akan nilai-nilai etika, kesopanan, serta kehati-hatian dalam menerima dan menyebarkan informasi. Selain itu, penting bagi mereka untuk memahami dan menghargai nilai-nilai budaya lokal agar tidak terlalu terpengaruh oleh budaya asing. Penguatan pendidikan karakter dan moral dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti program pendidikan formal di sekolah, kegiatan ekstrakurikuler yang mempromosikan nilai-nilai positif, serta dukungan dan pemantauan dari keluarga dan masyarakat. Dengan demikian, diharapkan generasi muda dapat mempertahankan jati diri bangsa dan menjaga keutuhan nilai-nilai budaya lokal dalam menghadapi arus globalisasi dan perkembangan teknologi yang semakin pesat. 

Peran komunikasi dalam membentuk karakter seseorang memang sangatlah penting dan memiliki dampak yang signifikan. Orang tua memegang peran utama dalam pembentukan karakter anakanak mereka, karena mereka adalah sosok yang paling dekat dan berpengaruh secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Melalui interaksi dan komunikasi yang baik dengan orang tua, anakanak belajar untuk memahami nilai-nilai, etika, dan moral yang penting dalam membentuk karakter mereka. Selain dari orang tua, pendidikan formal juga memiliki peran yang besar dalam membentuk karakter generasi muda. Sekolah tidak hanya memberikan pengetahuan akademis, tetapi juga melatih siswa dalam aspek sosial, emosional, dan moral. Guru dan lingkungan sekolah berperan penting dalam membimbing siswa untuk menjadi individu yang bertanggung jawab, jujur, dan berempati. 

Di era digital saat ini, media massa dan media sosial juga ikut berperan dalam membentuk karakter generasi muda. Anak-anak dan remaja banyak terpapar oleh konten-konten di media sosial yang dapat memengaruhi pola pikir dan perilaku mereka. Oleh karena itu, penting untuk memperkuat pendidikan karakter melalui literasi digital. Dengan literasi digital yang baik, generasi muda dapat belajar untuk menggunakan teknologi dengan bijak, menemukan informasi yang valid, mengevaluasi kebenaran informasi, dan menghasilkan konten yang positif dan mendidik. 

Peran komunikasi dalam pembentukan karakter generasi muda pada era Society 5.0 sangat penting. Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak, serta pendidikan karakter yang terencana, membantu membentuk karakter yang baik pada individu. Teknologi informasi dan media sosial menjadi faktor yang memperkuat peran komunikasi dalam membentuk karakter, tetapi juga membawa tantangan baru dalam mempertahankan nilai-nilai moral dan etika. Penguatan pendidikan karakter melalui literasi digital menjadi strategi penting dalam melatih generasi muda untuk menggunakan teknologi secara bertanggung jawab dan membangun karakter yang positif. Dengan demikian, komunikasi memainkan peran sentral dalam membentuk karakter generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa di era Society 5.0. 
 
 
 
 
 

Komentar