Minggu, 28 April 2024 | 07:40
OPINI

Melintasi Batas Kata dengan Bahasa Seni Tak Terucap

Melintasi Batas Kata dengan Bahasa Seni Tak Terucap
Salah satu seni tari daerah di Indonesia (Dok Perempuan Menari)

Oleh: Irda Mawar Pratiwi

Mahasiswi Sekolah Vokasi IPB University Program Studi Komunikasi Digital dan media

ASKARA - Bahasa yang tak terucapkan adalah bagian tak tergantikan dari kekayaan warisan seni umat manusia. Dalam seni rupa, melalui gambar, lukisan, ataupun patung, tanpa disadari secara langsung memiliki makna yang mendalam tanpa mengungkapkan melalui kata-kata. Seorang seniman akan mengungkapkan sebuah perasaan, gagasan, dan konsep yang sulit dijelaskan secara verbal dengan penggunaan sebuah abstraksi, simbolisme, serta penggunaan warna dan komposisi. 

Melalui keunikan setiap garis atau bentuk, seni visual membawa pemirsanya ke dalam dunia pengalaman sensorik dan emosional yang mendalam, di mana non-kata berbicara lebih keras daripada kata-kata. Seperti pada Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro, walaupun pesan yang ingin disampaikan tidak secara langsung, dalam setiap goresan pada lukisan tersebut memiliki makna yang mendalam. Lukisan tersebut menggambarkan perjuangan Pangeran Diponegoro beserta pasukannya melawan pasukan penjajah.

Sementara itu, dalam seni pertunjukan seperti tari, seni bela diri dan teater, bahasa tak terucap menjadi bahasa utama komunikasi antara para seniman dan penonton. Ekspresi tubuh, gerakan, dan ekspresi wajah membawa cerita secara langsung, menghadirkan narasi yang menyentuh dan merangsang imajinasi. Bahasa tak terucap dalam seni pertunjukan memungkinkan penonton untuk memahami perasaan, konflik, dan keindahan tanpa perlu bergantung pada kata-kata. Ini menciptakan ruang untuk interpretasi pribadi, di mana setiap penonton dapat menemukan makna yang unik dan mendalam dalam setiap gerakan atau ekspresi yang mereka saksikan. 

Berdasarkan artikel salah satu media massa, yaitu CNN Indonesia, mengatakan bahwa terdapat 71 tarian daerah di Indonesia dan setiap tarian memiliki makna dan pesan yang ingin disampaikan kepada penikmatnya, salah satunya Tari Saman yang menyampaikan pesan mengenai keagamaan, sopan santun dengan sesama manusia, jiwa kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan dalam gerakan dan syair.

Di tengah kompleksitas ekspresi seni visual dan pertunjukan, bahasa tak terucap memainkan peran penting dalam memperkaya pengalaman estetika dan emosional. Dengan membebaskan seniman dari keterbatasan kata-kata, bahasa tak terucap memberikan kesempatan untuk menjelajahi realitas batin yang lebih dalam dan menyampaikan pesan yang lebih mendalam. 

Dalam buku Art As Language karya G. L. Hagberg, dapat disimpulkan dari pendapat Wittgenstein, bahwa sebuah seni dapat menjadi media komunikasi antara manusia, sehingga memudahkan para komunikan yang sulit menyampaikan pesan tersebut dapat direalisasikan melalui sebuah karya seni, misalnya pada sebuah lukisan, patung, dan sebagainya. (Art As Language. Hal: 11-12).

Sukaryono (1998), mendefinisikan seni sebuah ungkapan isi hati dan perasaan yang disebut sebagai bahasa seniman yang dikomunikasikan. Dalam sebuah seni digambarkan sebagai sebuah ekspresi yang mendalam dari isi hari dan perasaan. Dalam konteks ini sebuah seni digunakan untuk berkomunikasi dengan para penikmatnya, karya seni tidak hanya sekedar merepresentasikan visual, tetapi juga untuk menyampaikan pesan yang mendalam dan emosional kepada orang lain dengan menggunakan media seperti lukisan, patung, tarian, ataupun lainnya.

Sebuah seni juga dapat mengekspresikan sebuah perasaan mereka secara unik yang mampu dipahami dan dirasakan oleh orang lain yang melihatnya. Sedangkan menurut Soedarso SP (2002) mengungkapkan sebuah seni juga berperan sebagai media komunikasi yang mengandalkan pengalaman-pengalaman batin ataupun berdasarkan sejarah yang disajikan secara indah. Dalam pandangan ini, seni tidak hanya sekadar mengekspresikan emosi atau pengalaman pribadi seniman, tetapi juga mampu menghadirkan narasi atau cerita yang merangkum perasaan tersebut dengan keindahan yang memikat. 

Dengan demikian, orang yang mengamati karya seni tersebut tidak hanya melihat atau mendengar, tetapi juga merasakan perasaan yang disampaikan oleh seniman. Seni berperan sebagai jembatan yang menghubungkan pengalaman individu dengan pengalaman kolektif, memungkinkan orang-orang untuk memahami dan meresapi berbagai aspek kehidupan manusia melalui pengalaman estetis yang kuat dan mengesankan.

Penyampaian sebuah pesan atau informasi dapat lebih mudah diterima atau dikonsumsi masyarakat melalui seni visual, seperti gambar, patung, ataupun lukisan. Pesan-pesan yang kompleks dapat diungkapkan tanpa menggunakan kata-kata. setiap goresan, garis, warna ataupun element-element seni lainnya yang dipilih memiliki maknanya tersendiri dan dapat menimbulkan sebuah makna ataupun pesan. Pesan-pesan tersebut disampaikan berdasarkan pengalaman yang pernah terjadi di dunia ini, namun cara penyampaian pesannya dikemas dengan cara yang tersirat melalui sebuah seni visual, misalnya pada lukisan realis yang dapat memperlihatkan kejadian dunia. Sementara karya-karya abstrak dapat menggambarkan perjuangan emosional manusia atau ketidakpastian hidup. Dengan memanfaatkan warna, komposisi, dan ekspresi visual, seni visual mampu menyampaikan pesan-pesan yang mendalam dan universal, merangkul berbagai pengalaman manusia tanpa batasan bahasa atau budaya. Hal ini membuat seni visual menjadi sarana yang kuat untuk menyampaikan gagasan, memicu perdebatan, dan menginspirasi perubahan sosial yang positif dalam masyarakat.

Seni tari dapat digunakan sebagai sarana dalam berkomunikasi yang memang hakikat dari seni tari bertujuan untuk berkomunikasi melalui gerakan, ekspresi, ataupun iringan musik yang akan menyampaikan pesan dan pengalaman subyektif si pencipta atau penata tari kepada penonton, (Hadi. 2005:13-26). Sebuah pesan bukan hanya dapat disampaikan melalui sebuah karya seni rupa ataupun visual, namun juga dapat disampaikan melalui sebuah karya seni tari. Seni tari merupakan bentuk ekspresi yang kaya dan mendalam, yang mampu menyampaikan pesan-pesan kompleks melalui gerakan tubuh, ekspresi dan ritme musik. Gerakan yang ditampilkan oleh seorang penari mengandung maknanya tersendiri yang diambil berdasarkan cerita atau kisah, pengalaman, emosi ataupun konsep yang disampaikan. 

Pesan-pesan yang disampaikan melalui seni tari bisa beragam, mulai dari penghormatan terhadap tradisi dan budaya, hingga penyampaian pesan-pesan sosial atau politik yang mendalam. Misalnya, tarian tradisional dari berbagai daerah seringkali mengandung nilai-nilai etika, moral, dan spiritual yang diwariskan dari generasi ke generasi. Di sisi lain, karya-karya tari kontemporer sering kali mengeksplorasi tema-tema kontemporer seperti isu-isu sosial, gender, atau lingkungan hidup.

Dengan menggabungkan gerakan yang indah dengan narasi yang kuat, seni tari tidak hanya menghibur, tetapi juga memprovokasi pemikiran, menginspirasi, dan mengubah perspektif penonton terhadap dunia di sekitar mereka. Oleh karena itu, seni tari memiliki kekuatan yang besar dalam menyampaikan pesan-pesan yang mendalam dan memberi warna pada kehidupan manusia.

Selain penyampaian pesan melalui gerakan seni tari, seni bela diri juga dapat dijadikan media dalam penyampaian pesan, bukan hanya untuk melindungi diri atau keterampilan fisik, namun juga merupakan sarana untuk menyampaikan sebuah pesan-pesan moral, spirituan, dan filosofi. Selain itu, setiap gerakan memiliki makna simbolis yang mendalam, mengajarkan tentang perjuangan, pengendalian diri dan keseimbangan.

Proses interpretasi dalam memahami sebuah komunikasi yang disampaikan melalui seni merupakan langkah yang kompleks dan subjektif yang melibatkan interaksi antara karya seni, seniman, dan penonton. Seperti yang disampaikan oleh Martin Lester dalam buku Komunikasi Visual karya Pundra Rengga Andhita, S. Sos., M. I. Kom, bahwa komunikasi adalah segala bentuk pesan yang di menstimulasi oleh indra penglihatan yang dipahami oleh orang yang menyaksikannya. Saat orang berinteraksi dengan sebuah karya seni, mereka membawa dengan melatar belakang sebuah pengalaman ataupun pandangan pribadi. Proses ini melibatkan penguraian elemen-elemen visual, auditif, atau kinestetik dari karya seni, serta refleksi terhadap makna dan pesan yang tersirat di dalamnya. Adapun interpretasi yang dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, dan sejarah, yang membentuk sudut pandang individu terhadap karya seni tersebut. Selain itu, proses interpretasi juga dipengaruhi oleh kreativitas dan imajinasi penonton, yang dapat menghasilkan beragam pemahaman dan penafsiran terhadap karya seni yang sama.

Pesan dapat disampaikan melalui berbagai bentuk seni, baik itu seni visual, seni pertunjukan, maupun seni bela diri. Dalam seni visual, bahasa tak terucap menjadi kunci utama dalam menyampaikan pesan yang mendalam, melalui abstraksi, simbolisme, dan penggunaan elemen visual lainnya. Seni pertunjukan, seperti tari dan teater, menggunakan gerakan tubuh, ekspresi wajah, dan ritme musik sebagai bahasa utama komunikasi, memungkinkan penonton untuk memahami perasaan, konflik, dan keindahan tanpa kata-kata. 

Sementara itu, seni bela diri tidak hanya merupakan keterampilan fisik, tetapi juga sarana untuk menyampaikan pesan moral, spiritual, dan filosofis, melalui gerakan dan teknik yang memiliki makna simbolis yang mendalam. Proses interpretasi dalam memahami komunikasi dalam seni adalah langkah kompleks yang melibatkan interaksi antara karya seni, seniman, dan penonton, dipengaruhi oleh latar belakang, pengalaman, dan sudut pandang individu. Dengan demikian, seni menjadi alat yang kuat dalam menyampaikan pesan-pesan yang mendalam, mempengaruhi pemikiran, dan merangkul berbagai aspek kehidupan manusia melalui pengalaman estetis yang kuat dan mengesankan.

Komentar