Senin, 29 April 2024 | 07:08
TRAVELLING

Hutan Alas Purwo Simpan Banyak Cerita Mistis yang Belum Terpecahkan, Apa Saja?

Ada Petilasan Soekarno

Hutan Alas Purwo Simpan Banyak Cerita Mistis yang Belum Terpecahkan, Apa Saja?
Petilasan Alas Purwo (Dok Youtube)

ASKARA - Hutan Alas Purwo dikenal memiliki aura mistis dan legenda yang kental. Terletak di ujung timur Pulau Jawa, menurut kepercayaan lokal, hutan ini diyakini memiliki banyak tempat suci dan keramat. Banyak mitos dan cerita dari mulut ke mulut tentang makhluk gaib, seperti Raja Genduruwo, Kuntilanak atau Nyi Roro Kidul, dan kisah mistis lainnya yang belum terpecahkan seperti misteri terkenal menghilangnya Sabdo Palon, sehingga banyak juga orang yang melakukan perjalanan spiritual atau meditasi ke sana karena kepercayaan akan energi mistis yang kuat di tempat tersebut.

Alas Purwo merupakan hutan tertua di pulau Jawa, dan hutan ini sudah ada jauh sebelum negara Indonesia didirikan. Di dalam hutan Alas Purwo terdapat banyak gua, salah satunya dijaga dua jin besar di pintu masuknya. Gua ini sering digunakan sebagai tempat semedi para raja di masa lalu. Tidak hanya itu, gua yang dianggap magis ini juga sering digunakan sebagai tempat pertemuan para raja untuk saling bertukar pikiran, termasuk Presiden Indonesia Insinyur Soekarno. Warga setempat percaya bahwa Soekarno sering melakukan semedi di dalam Alas Purwo untuk bertemu dengan Ratu Pantai Selatan. Hingga saat ini, keberadaan situs istana yang digunakan sebagai tempat meditasi oleh Presiden Soekarno masih lestari, dan bahkan ada beberapa orang yang tetap setia menunggu di luar gua istana tersebut.

Orang yang berani masuk ke hutan tidak akan bisa keluar lagi. Hutan yang terletak di Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi ini dikenal sebagai kerajaan Jin, di mana banyak makhluk gaib tinggal di sana. Mereka yang bisa melihat makhluk tak kasat mata pasti akan menyaksikan sendiri bahwa Alas Purwo sangat padat dan ramai. Karena itulah, orang yang mencoba masuk ke dalam Alas Purwo tidak akan bisa keluar lagi. Mereka bakal tersesat di dalam hutan rimba yang pohonnya sangat rapat. Ada juga yang mengatakan bahwa penghuni di dalamnya tidak akan membiarkan manusia bebas setelah melihat rumah mereka. Walaupun berhasil keluar dari Alas Purwo, konon seumur hidup akan selalu ditimpa kesialan.

Jika dahulu Alas Purwo dikenal sebagai tempat bertapa para raja untuk mendapatkan ilmu. Namun kini, Alas Purwo justru dimanfaatkan oleh manusia sebagai tempat pesugihan bagi mereka yang sering memilih jalan pintas dalam hidupnya. 

Menurut cerita yang beredar,  jangan heran jika di dalam Alas Purwo menemukan berbagai jenis makhluk tak kasat mata dengan bentuk yang tidak lazim, karena konon beberapa di antaranya merupakan anak dari perkawinan antara manusia dengan Jin. Aada satu kisah yang terus diceritakan secara turun-temurun di sana, yaitu tentang suara panggilan. Jika mendengar suara lirih memanggil nama seseorang yang sedang berkunjung di Alas Purwo, jangan langsung menengok atau mencari sumber suara tersebut. Sebab jika menengok dan mencari sumber suara, maka akan mendapat malapetaka atau kesialan sepanjang hidup. Bahkan yang lebih parah, akan dibawa oleh makhluk dari sana.

Meski terkenal sangat angker dan bisa membahayakan nyawa, ternyata masih banyak orang mendatangi Alas Purwo dengan niatan masing-masing. Kebanyakan mereka datang meminta kekayaan atau kenaikan pangkat, karena keinginan tersebut bahkan ada yang rela bersemedi hingga berhari-hari demi mendapatkan wangsit. Ada juga masyarakat yang datang ke Alas Purwo untuk mencari keris. Konon, jika mereka menemukan keris, maka orang itu akan beruntung dan apa yang diinginkan akan terkabul. Menurut cerita masyarakat setempat, di Alas Purwo masih tersimpan keris pusaka sumelang Gandring, peninggalan Kerajaan Majapahit. Namun sampai saat ini, tidak ada yang tahu di mana tempatnya keris tersebut berada.

Ternyata di ujung selatan Alas Purwo terdapat satu kawasan situs Hindu peninggalan Kerajaan Majapahit dan kerajaan era sebelumnya, yang oleh masyarakat setempat kemudian dibangun menjadi sebuah pura tempat peribadatan umat Hindu. Di kawasan hutan alami ini terdapat bangunan candi Alas Purwo yang disakralkan. Konon, tempat ini menjadi lokasi terakhir bertemunya Raja Majapahit Prabu Brawijaya V dengan Sabdo Palon beberapa saat setelah Majapahit runtuh.

Candi Alas Purwo berada di posisi Teluk Pangpang (secara administrasi masuk Dusun Pondok Asem, Kecamatan Tegal Kelimo). Lokasinya berada di tengah hutan bakau yang sangat sunyi dan indah. Di dekat candi terdapat muara pertemuan sungai dengan air laut hulu dari kawasan ini, yang berada di Semenanjung Sembulungan, Muncar. Bangunan candi terlihat menjulang dengan ukirannya yang bernuansa khas Majapahit. Tempat ini kerap dikunjungi sebagai lokasi wisata religi terutama oleh umat Hindu Bali dan umat Hindu dari Tegal Limo. Bahkan ada pengikut Kejawen yang kerap mendatangi lokasi ini untuk melakukan meditasi. Lokasi candi cukup jauh dari keramaian dan bangunannya merupakan perpaduan khas Jawa dan Bali, namun dominan budaya Jawa terutama mirip peninggalan era Majapahit. Bangunan itu menghadap ke timur arah

Kisah menghilangnya Sabdo Palon menjadi cahaya di Alas Purwo diceritakan oleh warga Alas Purwo, di kawasan hutan ini terjadi pertemuan antara Raja Majapahit Prabu Brawijaya V dengan Sabdo Palon. Pada saat itu, ketika Majapahit runtuh, Brawijaya ke Blangpangan dan di bukit inilah terjadi diskusi terakhir antara Brawijaya dengan Sabdo Palon. Hasilnya, Brawijaya memilih pergi ke gunung Lawu sedangkan Sabdo Palon, yang setia dengan ajaran leluhur, lenyap dan hilang ke Alam Nirwana di kawasan Alas Purwo ini.

Bagi yang senang dengan petualangan spiritual, kawasan Alas Purwo adalah tujuan yang sangat tepat. Hening jauh dari hiruk pikuk keluarga. Memang banyak misteri yang tak pernah terungkap, terlepas dari benar atau tidaknya mitos yang ada di masyarakat itu, kita tetap harus menjaga kelestarian hutan Alas Purwo jangan sampai merusak ataupun menentang alam hanya karena rasa penasaran yang ada dalam hati saja.

 

 

Komentar