Senin, 29 April 2024 | 12:07
NEWS

Perluasan Safari Gemarikan, Prof Rokhmin Dahuri: Tingkatkan Protein Hewani Untuk Mencegah Gizi Buruk

Perluasan Safari Gemarikan, Prof Rokhmin Dahuri: Tingkatkan Protein Hewani Untuk Mencegah Gizi Buruk
Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS

ASKARA – Dalam rangka meningkatkan konsumsi ikan untuk pencegahan gizi buruk dan penurunan stunting, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan bersama mitra Komisi IV DPR RI melaksanakan kegiatan Perluasan Gemarikan di Kabupaten Cirebon.

Kegiatan tersebut dilaksanakan di Desa Greged Kecamatan Greged, Desa Panongan Kecamatan Sedong, Desa Susukan Tonggoh Kecamatan Susukan Lebak Kabupaten Cirebon.

Dalam kesempatan tersebut, Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS menyampaikan, ketika Allah menghembuskan ruh pada umur 40 hari di dalam kandungan, sudah mulai ibu yang mengandung itu jika asupan gizinya kurang beresiko pada sang bayi.

“Apalagi bapaknya merokok  janin daya serapnya kurang,”ujar Prof. Rokhmin Dahuri saat menyampaikan pengarahan pada acara Perluasan Safari Gemarikan dalam rangka meningkatkan konsumsi ikan untuk pencegahan gizi buruk dan penurunan stunting di Desa Panongan Kecamatan Sedong Kabupaten Cirebon, Kab. Cirebon Provinsi Jawa Barat, Senin (5/2).

Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University tersebut menegaskan, rokok itu benar-benar perusak , sudah mengeluarkan duit banyak dampaknya negatif sekali terhadap kehidupan sang bayi maupun anak-anak kecil.

“Saya berharap di Desa Panongan tidak ada yang merokko. Karena, penyebab asupan gizi bagi ibu-ibu dan bayinya berkurang, selain sebab merokok sanitasi di rumah itu kurang,” katanya.

Lalu, hubungannya apa dengan ikan? Prof. Rokhmin Dahuri menerangkan, dalam istilah gizi ada mikro dan makro. Kalo makro itu tiga zat (karbon hidrat, protein dan lemak). “Ketiganya harus dipenuhi,” imbuh ujar Ketua Umum Dulur Cirebon itu.

Disisi lain lanjutnya, hanya satu hal bahwa bangsa Indonesia konsumsi berasnya sangat tinggi yaitu 121 kg per orang/tahun.

“Padahal menurut Kemenkes makan beras yang sehat dan aman dari penyakit diabetes maksimum harus 60kg/tahun. Jadi, kalau 121 kg lebihnya 60kg, Untuk itu, berasnya dikurangi,” kata Dewan Pakar Masyarakat Perikanan Nusantara itu.

Kemudian, paparnya, kita tingkatkan protein hewani. Sedangkan protein yang paling bagus adalah Ikan. Karena ikan  rata-rata 22 persen, sedangkan daging sapi, ayam dan telor hanya 16 persen.

“Jadi, ikan lebih baik daripada ayam, sapi maupun telor,” ungkap Menteri Kelautan dan Perikanan pada Kabinet Gotong Royong 2001-2004.

 

 

 

Komentar