Minggu, 28 April 2024 | 17:55
NEWS

Debat Kelima Capres, Guru Besar FKM UI: Para Calon Tak Bahas Upaya Promotif dan Preventif

Debat Kelima Capres, Guru Besar FKM UI: Para Calon Tak Bahas Upaya Promotif dan Preventif
Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Prabowo Subianto (ist)

ASKARA – Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) Prof. Dr. R. Budi Haryanto, SKM., M.Kes., M.Sc. menilai, dalam Debat Kelima Calon Presiden (Capres) pada Minggu (4/2), para kandidat tidak membahas upaya promotif dan preventif dalam isu kesehatan.

"Orientasi dari kesehatan kita itu kuratif, itu tergambar jelas dari ketiga pasangan calon (paslon), mereka pengennya fasilitas kesehatan, pelayanan kesehatan lah ya, termasuk dokter, rumah sakit, dan sebagainya. Itu yang diperkuat," ujar Prof Budi seperti dikutip ANTARA, Senin (5/2).

Dirinya menjelaskan, terdapat empat hal yang mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, serta genetik. Dari keempat faktor tersebut, lingkungan memiliki pengaruh paling besar, yaitu 40 hingga 45 persen.

"Manusia kan hidup di lingkungan, manusia kontak dengan polusi udara, manusia kontak dengan makanan, air yang terkontaminasi, manusia kontak dengan tanah," kata Prof Budi.

Faktor kedua, sebut Prof Budi, yaitu perilaku, yang menyumbang 20 hingga 35 persen pada faktor kesehatan. 

"Contoh, kebiasaan merokok dan pola makan mempengaruhi kesehatan seseorang. Sedangkan faktor genetik menyumbang sekitar 5 persen dari kesehatan," ujar Prof Budi.

Prof Budi menyebut pelayanan kesehatan menjadi salah satu faktor yang menyumbang sekitar 20 hingga 25 persen dari aspek kesehatan. 

Hal-hal yang tercakup dalam pelayanan kesehatan, tutur Prof Budi, yaitu akses ke fasilitas kesehatan serta ketersediaan tenaga kesehatan.

"Kalau para paslon ini hanya melihat sekitar 20 sampai 25 persen, pelayanan kesehatan yang dikuatkan, masih jauh, masih seperempat itu pekerjaan dari sisi kesehatan," tukas Prof Budi.

Menurut Prof Budi, kesehatan masyarakat melibatkan upaya pencegahan, seperti mencegah agar masyarakat tidak menghirup polusi udara, kemudian cara agar mendapatkan air bersih yang tidak terkontaminasi, serta melindungi warga dari bahan-bahan berbahaya yang dapat mematikan. 

Selain itu, tambah Prof Budi, perlu adanya akses ke makanan yang sehat.

"Nah, itu isinya adalah promotif dan preventif yang luas sekali. Bayangkan, itu sebesar 40 persen, ditambah dengan 30-35 persen, menjadi sekitar 75 persen," pungkas Prof Budi.

Komentar