Sabtu, 27 April 2024 | 20:49
OPINI

Melihat Kepemimpinan Inovatif Khofifah Indar Parawansa dalam Membangun Provinsi Jawa Timur

Melihat Kepemimpinan Inovatif Khofifah Indar Parawansa  dalam Membangun Provinsi Jawa Timur
Khofifah Indar Parawansa (Dok Ask)

Oleh: Nurmia Azzahra *

ASKARA - Dalam lingkungan yang terus berubah seperti saat ini, diperlukan peran penting dari seorang pemimpin untuk mengatur organisasinya agar dapat terus berkembang seiring perubahan zaman. Seorang pemimpin dapat menjadi kunci utama bagi keberhasilan sebuah organisasi dalam mewujudkan tujuan bersama yang telah direncanakan. Sebagai pemimpin, mereka harus rela bekerja keras untuk menghadapi segala perubahan yang akan muncul. 

Hal tersebut membuat seorang pemimpin juga harus mampu menghasilkan berbagai program inovatif yang dapat mendukung peningkatan kualitas organisasi dan akan sangat berpengaruh terhadap keberlanjutan dari organisasi tersebut. 

Persepsi pemimpin oleh para pengikutnya sangat mempengaruhi kemampuan pemimpin untuk menjadi efektif (Robbins & Judge, 2021). Seorang pemimpin dapat menunjukkan kemampuannya dalam membentuk persepsi bahwa mereka memiliki kemampuan yang kompeten, pekerja keras, dan konsisten dalam meningkatkan kualitas organisasi walaupun terdapat berbagai rintangan yang dihadapi.

Lantas sebenarnya apa itu kepemimpinan inovatif? Kepemimpinan merupakan sebuah cara seseorang untuk mempengaruhi orang disekitarnya demi memenuhi tujuan serta membimbing organisasi agar dapat menjadikannya lebih berkembang (Sharma, 2013). Dengan begitu seorang pemimpin harus bisa mengarahkan para anggotanya agar dapat bekerja sama mencapai tujuan akhir. Pemimpin juga harus mampu memfasilitasi upaya dan komitmen dari para rekan kerja, anggota, hingga pemangku kepentingan untuk dapat mencapai tujuan dari sebuah organisasi yang dibuat (Plecas et al., 2018). 

Sementara kepemimpinan inovatif berkaitan dengan kegiatan seorang pemimpin dalam rangka melakukan pembaharuan, perbaikan dan pengembangan agar menghasilkan perubahan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya di suatu organisasi yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan (Chalim et al., 2012). Kepemimpinan inovatif memiliki karakter melakukan inovasi serta menjadikannya tumbuh subur dan berkembang di lingkungan organisasi yang dipimpin (Desfitawarni et al., 2022). 

Kepemimpinan inovatif juga dapat memungkinkan sebuah organisasi dapat bertahan serta berkembang walaupun terdapat banyak perubahan yang menghalangi mereka. Hal ini sejalan dengan sosok dari kepemimpinan inovatif yang akan selalu berusaha untuk mencapai berbagai hal baru serta tidak mudah merasa puas dengan pencapaian yang telah diraih oleh sebuah organisasi. 

Salah satu sosok pemimpin Indonesia yang menjadikan inovasi menjadi aspek penting dalam mendukung kepemimpinannya adalah Khofifah Indar Parawansa. Saat ini Khofifah menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur sejak tahun 2019, setelah sebelumnya sempat menjadi Menteri Sosial pada masa Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo. 

Khofifah merupakan salah satu sosok pemimpin perempuan yang dikenal dengan berbagai program inovatifnya yang menjadikan Provinsi Jawa Timur lebih dikenal orang banyak orang. Khofifah telah berhasil menangani kasus Covid-19 di daerahnya melalui inovasi Kampung Tangguh. Program Kampung Tanggung ini muncul sebagai salah satu langkah strategis untuk mengurangi dampak Covid-19 di daerah Jawa Timur, dengan menciptakan sekelompok kecil masyarakat yang dapat ikut berpartisipasi dan bergotong-royong dalam penanganan Covid-19 di daerah sekitarnya. Keberadaan Kampung Tangguh ini telah tersebar pada berbagai wilayah di Jawa Timur dan menjadi suatu akses pendukung percepatan penanganan Covid-19. 

Gubernur Khofifah Indar Parawansa juga melakukan inovasi Jatim tanggap Covid-19 untuk mendukung penanganan kasus Covid-19 di daerah Jawa Timur. Inovasi tersebut dibuat dengan menghadirkan berbagai tim terkait seperti tim promotif-preventif, tim tracing, tim kuratif, dan tim socio-economic impact Covid-19 untuk menurunkan jumlah pertumbuhan pasien terdampak Covid-19 pada Pemprov Jatim. 

Khofifah juga dengan tanggap menyediakan layanan Ruang Isolasi khusus, serta penyediaan berbagai rumah sakit rujukan dan pembukaan RS Lapangan yang dapat digunakan oleh masyarakat membutuhkan dan terdampak Covid-19. Disediakan pula adanya tempat pengisian oksigen gratis pada beberapa titik yang tersebar di berbagai daerah Pemprov Jatim untuk membantu masyarakat yang membutuhkan oksigen. 

Dalam upaya penanganan tanggap Covid-19 ini, Khofifah juga melakukan penyatuan sinergi kepada para tenaga kesehatan maupun jajaran TNI dan POLRI di setiap daerah untuk mendukung percepatan penanganan kasus ini. Hal tersebut, berhasil dilakukan dengan kesuksesan Khofifah Indar Parawansa dalam menurunkan serta mengontrol angka pertumbuhan pasien terdampak Covid-19 di daerah Jawa Timur.

Dalam kepemimpinan inovatif Khofifah, dia juga berhasil meningkatkan kualitas pendidikan terutama di Provinsi Jawa Timur dengan menghadirkan Program Jatim Cerdas. Di mana program ini telah merealisasikan anggaran APBD sejak tahun 2019 terhadap lebih dari 4.000 SMA, SMK, dan SLB dalam meningkatkan kesejahteraan guru dan siswa. Adanya program ini juga menimbulkan peningkatan jumlah siswa Jatim yang berhasil diterima pada perguruan tinggi melalui jalur (SNBP) hingga berada di posisi tertinggi di tingkat nasional. 

Selain itu, terdapat berbagai dampak lain dari adanya inovasi program ini seperti berkurangnya tingkat pengangguran pada Provinsi Jawa Timur sebanyak 5,1% di tahun 2022 serta terdapatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Timur yang terus mengalami peningkatan hingga akhir 2023. Pada tanggal 1 Desember 2023, IPM Jawa Timur tercatat meningkat 3,15% selama periode 2019 - 2023. Hal tersebut mengindikasikan bahwa adanya suatu keberhasilan dari program tersebut, dan menjadikan adanya perkembangan daerah bagi masyarakat dan provinsi tersebut. 

Selain itu Khofifah juga berhasil memberikan inovasinya dalam menyelesaikan permasalahan learning loss pada masa pandemi Covid-19 dengan penyelenggaraan alat Anjungan Belajar Mandiri (ABM). Alat tersebut diserahkan kepada berbagai daerah dengan kondisi khusus yang berada di daerah Pemprov Jatim, yang memiliki masalah kesulitan keterjangkauan akses internet untuk mendukung sarana pendidikan masyarakat. 

Pembuatan alat ini memiliki tujuan untuk membantu daerah-daerah yang tidak dapat menikmati layanan digital, dengan penyediaan platform digital yang berisi berbagai materi pembelajaran. Para tenaga pendidik dapat menggunakan alat ini untuk membagikan materi kepada para peserta didik hingga melakukan pengunduhan pribadi untuk memenuhi kebutuhan bahan mengajar. Selain itu, pembuatan alat ini juga didukung dengan penyediaan semacam wifi yang berada di lingkungan balai desa maupun sekolah serta dapat menjangkau hingga radius maksimal 30 meter untuk mempermudah para peserta didik. 

Penyelenggaraan alat Anjungan Belajar Mandiri (ABM) telah menjadikan Pemprov Jatim sebagai satu-satunya daerah di Indonesia yang seluruh wilayahnya dapat menikmati keberadaan dari teknologi digital. Hal tersebut juga didukung dengan penerimaan penghargaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) RI kepada Khofifah Indar Parawansa sebagai Gubernur Jatim untuk menerima predikat Pemda Transformasi Digital. 

Adanya berbagai inovasi yang telah dicetuskan oleh Khofifah Indar Parawansa diharapkan dapat terus memberikan manfaat kedepannya bagi perkembangan daerah Jawa Timur. Selain itu dengan adanya kerja sama dan dukungan aktif dari masyarakat juga menjadi faktor penting dalam mendukung keberhasilan inovasi yang dibuat oleh Khofifah, dikarenakan masyarakat juga yang akan menjadi konsumen utama dari inovasi tersebut. 


* Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, Universitas Indonesia

 

Komentar