Minggu, 28 April 2024 | 17:18
COMMUNITY

Prestasi PKBM Sameera Indonesia di Konferensi Internasional CEI 2023

Prestasi PKBM Sameera Indonesia di Konferensi Internasional CEI 2023
Foto bersama Sekda Deliserdang H Timur Tumanggor (Dok Dedy)

ASKARA - Stigma negatif terhadap pendidikan kesetaraan atau yang lebih dikenal dengan istilah paket A, B, dan C terbantahkan. Kiprah sekolah jalur pendidikan non formal yang dipandang sebelah mata harus dihentikan dengan adanya peserta didik kelas 11 dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Sameera Indonesia yang menjadi delegasi Indonesia dalam ajang Caretakers of the Environment International (CEI) Conference 2023.

Konferensi yang akan berlangsung di Yogyakarta pada 2 sampai 8 Juli 2023 ini akan diikuti oleh 17 negara. CEI merupakan konferensi tahunan yang dihadiri oleh guru dan siswa dari berbagai negara untuk mempersiapkan generasi muda dalam rangka aksi membangun komunitas berkelanjutan dibidang lingkungan. Pada tahun ini Indonesia menjadi tuan rumah dalam pelaksanaan agenda tersebut dengan mengangkat tema "Natural and Cultural Heritage."

"Sebuah kebanggan bagi kita masyarakat Kabupaten Deliserdang karena ada seorang anak dari Desa Tuntungan I Kecamatan Pancur Batu dapat mewakili Indonesia dalam event internasional tahunan ini dengan mengangkat tema Batik Punya Cerita," ujar Laila Sari, ibu kandung Azzira Humairah, salah satu delegasi Indonesia yang datang ke Kantor Bupati Deliserdang, didampingi Ketua Lembaga Perlindungan Anak Deliserdang, Junaidi Malik.

Ia menjelaskan, dalam konferensi internasional tersebut salah seorang pelajar kelas 11 dari PKBM Sameera Indonesia, Azzira Humairah berkolaborasi dengan rekan satu tim dari PKBM Alam Semerbak Kabupaten Tangerang, Alivia Nur Azizah, dan M. Syaefullah Rusli.

Zira, begitu sapaan akrabnya, menjelaskan tentang project yang diangkat dan akhirnya lolos seleksi adalah upaya meningkatkan kesadaran budaya membatik di kalangan masyarakat usia muda. Batik Punya Cerita merupakan program edukasi kepada generasi muda tentang lingkungan dan budaya Indonesia melalui batik.

"Budaya membatik harus dilestarikan oleh generasi muda, karena batik adalah warisan budaya Indonesia yang diakui oleh UNESCO," kata Zira dalam keterangan yang diterima Askara beberapa saat lalu, Kamis (29/6).

Melalui Batik Punya Cerita, Zira mengajak seluruh generasi muda untuk memulai mengenal budaya, mencintai, dan melestarikannya sampai akhir dunia, tutup putri kedua dari lima bersaudara.

Ketika menerima audiensi Azzira, Sekdakab Deliserdang, H. Timur Tumanggor, mengucapkan selamat kepada Azzira Humairah sebagai delegasi Indonesia pada ajang CEI 2023 dan memberi pesan agar menjadi pribadi memiliki kepercayaan diri meskipun sebagai pelajar pendidikan kesetaraan.

"Tunjukkan pada seluruh peserta meskipun hanya sebagai pelajar non formal tapi tidak boleh kalah dengan peserta dari jalur pendidikan formal. Tingkatkan konsentrasi dan perbanyak berdiskusi dengan teman sekelompok serta saling melengkapi atas kekurangan yang dimiliki. Jangan lupa berdoa dan tidak boleh merasa puas atas pencapaian saat ini," pesan mantan Kepala Dinas Pendidikan tersebut.

Partisipasi Azzira Humairah dalam CEI 2023 sebagai delegasi Indonesia, merupakan bukti nyata bahwa pendidikan kesetaraan memiliki potensi yang luar biasa. Prestasi ini seharusnya menjadi pencerahan bagi masyarakat Deliserdang dan seluruh masyarakat Indonesia bahwa pendidikan kesetaraan memiliki peran yang penting dalam membentuk generasi muda yang kompeten dan berdaya saing.

Stigma negatif terhadap pendidikan kesetaraan sering kali muncul karena persepsi bahwa jalur pendidikan formal lebih superior daripada pendidikan non formal. Namun, kehadiran PKBM Sameera Indonesia dan prestasi Azzira Humairah dalam konferensi internasional ini membuktikan bahwa pendidikan kesetaraan juga mampu menghasilkan siswa yang berkualitas dan mampu bersaing di tingkat internasional.

Pendidikan kesetaraan melalui PKBM merupakan wadah yang memungkinkan individu yang tidak mendapatkan pendidikan formal secara reguler untuk tetap mendapatkan akses pendidikan yang layak. Melalui program pendidikan kesetaraan. Mereka dapat menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah yang setara dengan jalur pendidikan formal.

Prestasi Azzira Humairah dan timnya dalam mengangkat tema "Batik Punya Cerita" juga menunjukkan pentingnya pelestarian budaya dan lingkungan. Melalui pendekatan edukatif dan kreatif, mereka berhasil meningkatkan kesadaran generasi muda tentang nilai budaya dan lingkungan melalui batik. Hal ini sejalan dengan upaya pelestarian warisan budaya Indonesia, terutama batik, yang diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.

Keterlibatan PKBM Sameera Indonesia dalam proyek ini juga menunjukkan peran yang positif dari lembaga pendidikan non formal dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Melalui pendidikan kesetaraan, PKBM Sameera Indonesia mampu menghasilkan siswa-siswa yang tidak hanya memiliki pengetahuan akademik, tetapi juga memiliki kesadaran sosial dan lingkungan.

Prestasi Azzira Humairah dan timnya tidak hanya menginspirasi peserta pendidikan kesetaraan di Deliserdang, tetapi juga di seluruh Indonesia. Mereka menjadi teladan bagi siswa-siswa lainnya bahwa dengan kerja keras, semangat, dan kepercayaan diri, mereka mampu mengatasi segala hambatan dan meraih prestasi yang gemilang.

Untuk itu, perlu adanya upaya yang lebih besar dalam menghapus stigma negatif terhadap pendidikan kesetaraan. Masyarakat perlu menyadari bahwa pendidikan kesetaraan memiliki nilai dan potensi yang sama dengan pendidikan formal. Dukungan dari pemerintah, masyarakat, dan stakeholders pendidikan lainnya sangat penting untuk menghapus stigma negatif ini. Pemerintah perlu memberikan perhatian dan sumber daya yang memadai untuk pengembangan dan pembenahan PKBM, termasuk peningkatan fasilitas dan pelatihan bagi para pendidik.

Selain itu, sosialisasi mengenai pentingnya pendidikan kesetaraan dan prestasi-prestasi yang telah diraih oleh siswa-siswa dari PKBM perlu dilakukan secara luas. Melalui cerita sukses seperti prestasi Azzira Humairah, masyarakat akan semakin menghargai kontribusi dan potensi yang dimiliki oleh pendidikan kesetaraan.

Penting juga untuk memperkuat kerjasama antara PKBM dengan lembaga pendidikan formal, baik dalam hal pengakuan hasil belajar maupun pengalihan siswa antara jalur pendidikan formal dan non formal. Dengan adanya kerjasama yang baik antara kedua jalur ini, stigma negatif dapat diatasi secara bertahap.

Pendidikan kesetaraan juga perlu terus meningkatkan kualitasnya dengan menyesuaikan kurikulum dan metode pembelajaran yang relevan dengan tuntutan zaman. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran dapat menjadi salah satu langkah untuk meningkatkan daya tarik dan efektivitas pendidikan kesetaraan.

Selain itu, penting bagi siswa-siswa PKBM untuk tetap memupuk rasa percaya diri dan motivasi yang tinggi. Mereka harus meyakini bahwa pendidikan kesetaraan tidak membuat mereka kalah atau rendah dari siswa jalur pendidikan formal. Dengan dedikasi dan kerja keras, mereka dapat meraih prestasi yang setara dan bahkan melebihi harapan.

Prestasi Azzira Humairah dalam CEI 2023 merupakan bukti nyata bahwa pendidikan kesetaraan dapat menghasilkan siswa yang unggul dan berdaya saing. Hal ini seharusnya menjadi motivasi bagi siswa-siswa PKBM lainnya untuk tidak pernah merasa rendah diri dan terus berjuang untuk meraih prestasi yang gemilang.

Dengan mengatasi stigma negatif terhadap pendidikan kesetaraan, kita dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan memberikan kesempatan yang setara bagi semua individu untuk mengembangkan potensi mereka. Setiap individu, tanpa memandang jalur pendidikan yang mereka tempuh, memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas dan meraih impian mereka.

Prestasi Azzira Humairah dan PKBM Sameera Indonesia di CEI 2023 harus dijadikan momentum untuk merubah persepsi masyarakat terhadap pendidikan kesetaraan. Dengan kerjasama semua pihak, stigma negatif ini dapat dihilangkan, dan pendidikan kesetaraan akan semakin diakui dan dihargai sebagai salah satu pilar penting dalam pembangunan pendidikan di Indonesia. 

Dukungan dari pemerintah, masyarakat, dan stakeholders pendidikan lainnya sangat penting untuk menghapus stigma negatif ini. Pemerintah perlu memberikan perhatian dan sumber daya yang memadai untuk pengembangan dan pembenahan PKBM, termasuk peningkatan fasilitas dan pelatihan bagi para pendidik.

Selain itu, sosialisasi mengenai pentingnya pendidikan kesetaraan dan prestasi-prestasi yang telah diraih oleh siswa-siswa dari PKBM perlu dilakukan secara luas. Melalui cerita sukses seperti prestasi Azzira Humairah, masyarakat akan semakin menghargai kontribusi dan potensi yang dimiliki oleh pendidikan kesetaraan.

Penting juga untuk memperkuat kerjasama antara PKBM dengan lembaga pendidikan formal, baik dalam hal pengakuan hasil belajar maupun pengalihan siswa antara jalur pendidikan formal dan non formal. Dengan adanya kerjasama yang baik antara kedua jalur ini, stigma negatif dapat diatasi secara bertahap.

Pendidikan kesetaraan juga perlu terus meningkatkan kualitasnya dengan menyesuaikan kurikulum dan metode pembelajaran yang relevan dengan tuntutan zaman. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran dapat menjadi salah satu langkah untuk meningkatkan daya tarik dan efektivitas pendidikan kesetaraan.

Selain itu, penting bagi siswa-siswa PKBM untuk tetap memupuk rasa percaya diri dan motivasi yang tinggi. Mereka harus meyakini bahwa pendidikan kesetaraan tidak membuat mereka kalah atau rendah dari siswa jalur pendidikan formal. Dengan dedikasi dan kerja keras, mereka dapat meraih prestasi yang setara dan bahkan melebihi harapan.

Prestasi Azzira Humairah dalam CEI 2023 merupakan bukti nyata bahwa pendidikan kesetaraan dapat menghasilkan siswa yang unggul dan berdaya saing. Hal ini seharusnya menjadi motivasi bagi siswa-siswa PKBM lainnya untuk tidak pernah merasa rendah diri dan terus berjuang untuk meraih prestasi yang gemilang.

Dengan mengatasi stigma negatif terhadap pendidikan kesetaraan, kita dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan memberikan kesempatan yang setara bagi semua individu untuk mengembangkan potensi mereka. Setiap individu, tanpa memandang jalur pendidikan yang mereka tempuh, memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas dan meraih impian mereka.

Prestasi Azzira Humairah dan PKBM Sameera Indonesia di CEI 2023 harus dijadikan momentum untuk merubah persepsi masyarakat terhadap pendidikan kesetaraan. Dengan kerjasama semua pihak, stigma negatif ini dapat dihilangkan, dan pendidikan kesetaraan akan semakin diakui dan dihargai sebagai salah satu pilar penting dalam pembangunan pendidikan di Indonesia. 

 

Komentar