Minggu, 13 Oktober 2024 | 07:12
OPINI

Piala Dunia Paling "Ambyar"

Piala Dunia Paling
Ilustrasi sepak bola Argentina - Prancis (Dok Pixabay)

ASKARA - Berbagai pihak menilai Piala Dunia 2022 di Qatar merupakan yang paling “ambyar”. Dari awal sampai akhir suasana Piala Dunia 2022 senantiasa “ambyar” karena dipadati kejutan susul-menyusul, silih berganti.

Di tengah suasana serba tidak menentu arah gerak ujung pangkal, atas bawah, awal akhir, sesuai makna logo Piala Dunia 2022 di Qatar: porselen terpelintir berbentuk pita Moebius menegaskan bahwa di jagad raya ini, termasuk Piala Dunia, segala kemungkinan bisa terjadi maupun tidak terjadi.

Satu per satu para anak bawang berhasil menaklukkan para raksasa sepak bola tanpa pernah diduga, bahkan diharapkan, termasuk oleh para anak bawang sendiri. Sama sekali di luar dugaan Jepang berhasil menumbangkan dua juara dunia yaitu Jerman dan Spanyol.

Tidak kalah mengagetkan, Saudi Arabia berjaya mengungguli Argentina sementara Kamerun mempermalukan Brasil.

Lebih gilang-gemilang ketimbang Jepang, Arab Saudi, dan Kamerun adalah Maroko yang tampil perkasa sebagai negara Afrika pertama berhak masuk ke babak semi final Piala Dunia setelah berjaya menggilas Belgia dan Portugal serta menang adu penalti lawan Spanyol.

“Keambyaran” di Grup H lebih kacau sebab Korsel seri lawan Uruguay serta menang melawan Portugal meski dipecundangi Ghana sebelum akhirnya juga dikalahkan Brasil di babak 16 besar, sebelum Brasil dirobohkan Kroasia di delapan besar.

Namun puncak “keambyaran” adalah babak final Piala Dunia 2022 yang dianggap sebagai pertarungan paling keren dan paling seru sepanjang sejarah persepakbolaan di planet bumi ini. Pada babak pertama Argentina sebagai dua kali juara Piala Dunia sudah unggul 2 gol terhadap Prancis yang juga dua kali juara dunia dengan nihil gol.

Skor menggunduli Prancis itu bertahan sampai babak ke dua. Mendadak, menjelang akhir babak ke dua sang superhero Prancis, Mbappe dalam kurun waktu satu menit mencetak dua gol sehingga posisi Argentina dan Prancis sama kuat.

Messi murka maka bertriwikrama mencetak gol ketiga untuk Argentina namun setelah itu Mbappe memperoleh kesempatan untuk mencetak gol ketiga pada final Piala Dunia sehingga Argentina-Prancis sama kuat 3-3. Terpaksa adu penalti baru bisa memenangkan Argentina yang sebenarnya sama hebat dengan Prancis namun kiper Argentina kebetulan pada final Piala Dunia sedang lebih beruntung ketimbang kiper Prancis.

Piala Dunia 2022 secara “ambyar” membuktikan bahwa apa yang terjadi pada kenyataan tidak selalu serasi dan selaras dengan apa yang diharapkan apalagi diperhitungkan oleh manusia. Imajinasi manusia yang paling imajinatif tak pernah mampu lebih imajinatif ketimbang yang terjadi pada kenyataan.

Secara “ambyar” pula Piala Dunia 2022 membuktikan bahwa pada hakikatnya sepak bola telah menjadi sebuah sosok industri hiburan yang mampu mempersatukan umat manusia di planet Bumi ini meski sayang Rusia dan Ukrania masih saja terus lanjut berperang.

Piala Dunia 2022 di Qatar membuktikan bahwa "perang" bola memang jauh lebih indah dan beradab ketimbang perang rudal. Sementara perang rudal bertujuan menyengsarakan maka perang bola berupaya menggembirakan umat manusia terutama yang timnas junjungannya menang atau yang menang taruhan.

Sampai jumpa pada Piala Dunia 2026 di Meksiko, Kanada, dan Amerika Serikat (AS) yang akan melibatkan tidak hanya 32 tetapi 48 negara. Insyaallah Indonesia akhirnya akan ikut berlaga.

Merdeka!

Komentar