Selasa, 30 April 2024 | 02:28
TRAVELLING

Ternate - Tidore: Sejarah, Rempah dan Benteng

Ternate - Tidore: Sejarah, Rempah dan Benteng
Benteng Kastela

ASKARA - Terletak di ujung Utara kepulauan Indonesia,Ternate dan Tidore pada masa lalu dikenal sebagai kerajaan yang makmur sebagai daerah penghasil rempah - rempah seperti cengkeh,pala,lada,dan sejenisnya.

Mengutip dari buku "Mengenal Kerajaan - Kerajaan Nusantara" kerajaan Ternate Tidore terdiri dari 2 Kesultanan yang berdiri pada abad ke 14 dan merupakan kerajaan Islam tertua di Indonesia.

Pada abad ke 15 kedua kerajaan ini berkembang dan terkenal makmur karena perdagangan rempah- rempah Saat itu bukan saja negara Eropa yang membutuhkan dan membeli rempah- rempah dengan harga tinggi,tapi pedagang dari Arab,Cina,Melayu,Jawa juga ikut menjadi pembeli rempah.Seiring dengan semakin luasnya jalur perdagangan maka proses penyebaran Islam di kerajaan Ternate Tidore pun semakin berkembang.

Pintu gerbang Benteng Kastela dengan lambang Garuda berkepala 2 yang merupakan lambang kesultanan Ternate. Tulisan Jou Se Ngofa Ngare mempunyai arti Aku dan Engkau ,lebih jelas dapat diartikan menjunjung tinggi kebersamaan.

Kerajaan yang awalnya damai dan tentram akibatnya terjadi perselisihan karena 2 kerajaan ini bersekutu dengan bangsa Eropa Ternate bersekutu dengan Portugis dan Tidore bersekutu dengan Spanyol.

Kedatangan Portugis memperburuk keadaan sehingga Sultan Hairun dari Ternate melakukan perlawanan dari Thn 1550 hingga Sultan Hairun ditangkap di tahun 1570.Pada akhirnya Sultan Hairun dilepaskan namun dibunuh saat membawa pesan damai di Benteng Portugis.

Mengetahui hal ini Sultan Baabullah sebagai putra Sultan Hairun melakukan perlawanan hingga akhirnya Portugis menyerah dan Benteng Portugis jatuh di tangan Sultan Baabullah.

Disinilah Albert Russel Wallace pernah tinggal ketika di Ternate Thn 1850. Dalam perkembangan masa,rumah inilah yang pertama kali menggunakan atap seng.

Puncak kejayaan kerajaan Ternate saat dipimpin oleh Sultan Baabullah dan Tidore dipimpin oleh Sultan Nuku setelah mereka sepakat mengusir Portugis yang sudah melakukan politik adu domba.

Mengunjungi Ternate dan Tidore bukan saja kita diajak untuk memahami sejarah dua Kerajaan ini tapi kita sekaligus menyaksikan bukti bagaimana rempah - rempah sungguh menjadi barang bernilai tinggi di daerah ini.Hal ini dapat kita saksikan dengan mengunjungi Museum Rempah Rempah di daerah Kampung Melayu tak jauh dari Benteng Oranje.Selain itu sejarah juga mencatat bahwa Alfred Russel Wallace ahli biologi dan penemu teori Darwin pernah tinggal di Ternate sejak Thn 1850 an.Hingga saat ini rumah tempat tinggal beliau masih berdiri kokoh.

Selain bukti kejayaan rempah- rempah kita juga dapat melihat peninggalan Benteng Portugis di Ternate yang masih terawat dengan baik seperti Benteng Tolucco,Benteng Kalamata,Benteng Kastela tempat terbunuhnya Sultan Khairun pada 28 Feb 1570 dan Fort Oranje yang merupakan benteng VOC pertama di Indonesia.

Keraton Ternate, Mesjid Sultan Ternate dan lokasi pemandangan Pulau Maitara dan Pulau Tidore yang ada di yang Rp.1000,- menjadi kesempatan yang tak boleh dilewatkan untuk dikunjungi.

Kawasan batu Angus yang terbentuk akibat tumpahan lahar Gunung Gamalama juga menjadi pilihan tempat menarik saat berada di Ternate.Biar lebih lengkap sempatkan juga mengunjungi Danau Tolire di kaki Gn Gamalama.

Sementara di Tidore kita dapat mengunjungi Benteng Torre,Benteng Tahula dan pastinya Keraton Tidore.

Mengunjungi Ternate dan Tidore adalah paket lengkap wisata sejarah,budaya,dan alam Indonesia.

Perlu  dicatat bahwa Ternate dan Tidore adalah kota seribu benteng. Menarik ya!

Graece Tanus, Penulis Pariwisata - Konten Kreator Graece Journey

Komentar