ASKARA - Ketua Umum Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Pusat, Firdaus unjuk kebolehan gerakan pencak silat di hadapan para peserta Fun Trip Gathering Perkumpulan Urang Banten (PUB) yang digelar di Pondok Layung Resort Anyer, Rabu (15/6).

Tidak tanggung-tanggung, Firdaus yang juga menjabat Wakil Ketua Umum Bidang Media PUB Pusat ini disawer langsung oleh Ketum PUB Taufiequrachman Ruki.

Firdaus yang juga tokoh pers ini mengaku, sudah 30 tahun lebih tidak melakukan gerakan silat. Namun beberapa tahun yang lalu pernah melatih anak-anak yang belajar di Journalist Boarding School (JBS) Cilegon.

Firdaus bercerita, sejak menetap di Banten dirinya selalu dimotivasi oleh almarhum Abah Tb Chasan Sochib, Jawara Banten untuk membekali diri.

“Kamu harus jadi jawara, apapun profesimu, kalau sebagai wartawan jadilah kamu jawara pena, jawara itu punya kanuragan dasarnya harus terus digali,” ucap Firdaus.

Ditambahkan Firdaus, Ketua Umum PUB Taufiqurrahman Ruki juga menekankan bahwa orang Banten harus jadi jawara, artinya ada kesinambungan nilai budaya, dan nilai budaya harus berkesinambungan.

Sebagai tokoh pers yang berasal dari Banten, pada kesempatan tersebut Firdaus berpesan, dimanapun berada dan beraktivitas misi Kebantenan itu harus dibawa.

“Harus berani menyatakan bahwa yang hak adalah hak dan yang batil adalah batil,” tegas Firdaus diakhir perbincangan.

Provinsi Banten memiliki berbagai macam kesenian tradisional salah satunya adalah seni bela diri bernama pencak silat bandrong. Firdaus ingin silat Banten harus terus dikembangkan dan dilestarikan.

Nama bandrong diambil dari nama sejenis ikan terbang yang sangat gesit dan dapat melompat tinggi dan jauh, menyerang kerang dengan moncongnya yang sangat panjang dan bergerigi sangat tajam.

Pencak silat bandrong, salah satu seni bela diri asli Banten yang lahir di tahun 1500 Masehi sebelum berdirinya Kesultanan Banten.

Pencak silat bandrong telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda pada tahun 2014.