Senin, 29 April 2024 | 14:15
NEWS

Tidak Ambil Pusing Soal Ramalan Terkait Eril

Elpi Nazmuzaman: Keluarga Berpedoman Pada Syariat Islam dan Kerja Profesional

 Elpi Nazmuzaman: Keluarga Berpedoman Pada Syariat Islam dan Kerja Profesional
Gubernur Jawa Barat mengikuti langsung pencarian putranya Emmeril Khan Mumtadz (23) atau Eril yang hilang di Sungai Aare, Bern, Swiss. [Kemlu.go.id]

ASKARA - Menanggapi ramalan tentang nasib Emmeril Kahn Mumtadz (Eril) yang terseret Sungai Aare, Elpi Nazmuzaman adik kandung Ridwan Kamil mewakili keluarga Ridwan Kamil enggan mengambil pusing soal beredarnya ramalan.

Dia menegaskan, pihak keluarga hanya berpegang teguh terhadap syariat Islam dan cara kerja profesional sebagai bentuk ikhtiar.

"Kami tidak mau memasuki ke dalam hal kami tidak ketahui syariat. Kami hanya mengikuti panduan sesuai keyakinan yang kami miliki yaitu akidah dan ajaran Islam," kata adik kandung Ridwan Kamil  yang juga paman Eril itu kepada wartawan, Ahad (29/5).

Prinsipnya, lanjut Elpi, untuk hal sifatnya gaib pihaknya hanya mengikuti tuntunan yang sesuai syariat agama Islam.

“Karena apapun yang Allah takdirkan harus dijalani sesuai tuntunan syariat agar kami tidak dijauhkan dari rida Allah. Semoga apapun yang diputuskan, kami sikapi dan mendapat rida Allah," kata Elpi.

Meski demikian, keluarga Ridwan Kamil berbesar hati atas sikap para peramal. Elpi menganggap hal itu sebagai bentuk perhatian kepada Ridwan Kamil dan Keluarga.

"Memang ini adalah ekspresi, rasa kasih sayang dari berbagai pihak. Kami berterima kasih. Bentuk kasih sayang dan simpati orang ini berbeda, sesuai pengalaman, pengetahuan dan keyakinannya," ucap Elpi.

Elpi menegaskan, saat ini kondisi keluarga sangat kompak serta mengikuti sikap tegar yang dicontohkan oleh Kang Emil dan Ibu Atalia.

Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jabar Rahmat Syafei meminta masyarakat bersikap cerdas dan tak mempercayai ramalan paranormal tentang musibah yang menimpa anak sulung Gubernur Jabar Ridwan Kamil itu.

"Kami juga mendengar banyak komentar yang tidak pada tempatnya. Statment paranormal itu jangan didengar lah. Paranormal itu kan dalam pandangan agama itu perdukunan, mengikuti pandangan, paranormal, dukun mendengarkan peramalan itu sudah dikeluarkan fatwa haram," ujar Rahmat.

Sejatinya, kata Rahmat, warga harus menunjukkan empati dan tak memperkeruh kondisi orang yang terkena musibah.

“Kepada masyarakat jangan memperkeruh suasana dengan mengomentari pendapat paranormal seolah membenarkan," ucap Rahmat.

Ia mengaku ironis mendengar peramal yang mencari panggung saat musibah menimpa orang lain. "Kita prihatin karena perdukunan itu dihidupkan dalam setiap peristiwa. Para dukun diberi ruang, padahal dalam pandangan agama perdukunan itu tidak boleh," tegasnya.

Rahmat meminta agar masyarakat tak mudah percaya dengan ramalan yang beredar. Ia meminta masyarakat agar ikut meluruskan, tak ikut membenarkan ramalan. "Saya sebagai MUI harus menyampaikan bahwa perdukunan tidak boleh diikuti," kata Rahmat.

 

Komentar