ASKARA - Para sopir mobil truk dan pikap mengeluhkan sulitnya mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar di beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di hampir seluruh kabupaten/kota di Provinsi Lampung.

Hardi (37), seorang sopir truk ekspedisi mengaku kesulitan mendapatkan BBM jenis solar selama seminggu ini. Jika ada, antrean yang terjadi sangat membludak di beberapa SPBU. 

Hardi mengaku, langkanya solar berpengaruh terhadap pekerjaannya sehari-hari.

"Kita kan bawa barang itu setiap hari, mulai dari sayuran, buah, bahan pokok dan lainnya. Ini sulit sekali dapat solar, kalaupun ada ngantre panjang. Kalau pakai dexlite sangat mahal, nggak ketutup, namanya kan ini usaha kecil," keluhnya, Kamis (10/3). 

Hal yang sama dialami Rasidi, sopir pengangkut bahan pokok yang membawa mobil berjenis pikap mengaku kesulitan mendapatkan solar. Dia pun sempat kehabisan BBM saat di perjalanan akibat mencari solar dari SPBU ke SPBU lainnya.

"Sulit carinya, malah sempat abis bensin waktu nyari dari satu SPBU ke SPBU lainnya, kan jaraknya cukup jauh. Saya tidak tahu kenapa solar ini bisa langka begini. Tolonglah Pemerintah dan Menteri BUMN pak Erick Thohir lihat kondisi kita rakyat kecil," ujarnya. 

Sebelumnya, kelangkaan solar di beberapa SPBU dikeluhkan para sopir truk, bus, angkutan umum, dan para nelayan. Kelangkaan ini bisa terlihat dengan stok solar yang kosong di beberapa SPBU dan antrean yang mengular di SPBU yang masih memiliki solar.