ASKARA - Pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) terpantau memanjang dari Pesisir barat Aceh hingga Selat Malaka, dari Jawa Timur hingga Jawa Tengah, di NTT bagian Timur, dari Selat Makassar bagian Selatan hingga Kalimantan Selatan, di Kalimantan Utara, di Sulawesi Tengah, dan dari Papua hingga Papua Barat.

Hal itu berdasarkan laporan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan hingga cuaca ekstrem.

"Daerah pertemuan angin (konfluensi) terpantau di Sumatera bagian Selatan, di Laut Natuna dan di Jawa bagian Barat. Kondisi ini mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang konvergensi dan konfluensi tersebut," ungkap BMKG mengutip laman resminya, Senin (21/6).

Dari laporan itu, 28 wilayah di Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem. Dimana 23 wilayah berpotensi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dan 4 wilayah berpotensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang. Dan satu wilayah berpotensi angin kencang.

Wilayah yang berpotensi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang yakni: Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatra Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.

Lalu, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Papua Barat, dan Papua.

Sedangkan wilayah yang berpotensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang yakni: DKI Jakarta, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Barat serta Maluku.

Dan, untuk Wilayah yang berpotensi angin kencang yakni di Nusa Tenggara Timur.