ASKARA - Special Response Team (SRT) Bakamla RI berhasil membebaskan kapal beserta seluruh kru dari aksi pembajakan yang dilakukan oleh kelompok bersenjata di tengah laut. 

Kegiatan ini merupakan skenario latihan Visit, Board, Search, and Seizure (VBSS) yang dilaksanakan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (1/4) kemarin.

Dalam skenario, dua kapal tug boat yang sedang berlayar dibajak oleh kelompok bersenjata. Namun sebelum pembajak berhasil menguasai kapal, para ABK telah mengirimkan panggilan darurat atau distress call melalui radio Channel 16 VHF (156.8 MHz) yang langsung terjawab oleh kapal Bakamla RI KN. Tanjung Datu- 301.

Berbekal informasi terbatas, Komandan KN. Tanjung Datu - 301 memerintahkan SRT untuk segera melaksanakan operasi pembebasan sandera. 

Sebelum melaksanakan operasi, SRT melakukan tactical floor game secara singkat untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan VBSS dengan cepat, aman dan terkendali. 
Selanjutnya, dengan seragam dan peralatan lengkap, SRT menuju titik kejadian dengan menggunakan RHIB dan memulai operasinya.

Sementara KN. Tanjung Datu-301 berusaha mengalihkan konsentrasi para pembajak dengan bernegosiasi melalui radio, SRT secara diam-diam melaksanakan VBSS. 
Dengan menembakkan hook pertama dari sisi kanan kapal sebagai akses naik ke kapal, mereka memanjat hingga ke geladak kapal dan melaksanakan pengamanan area.

SRT perlahan memasuki kapal kedua dan menemukan lokasi pembajak. Langsung saja mereka melakukan pengamanan, dan hanya dalam waktu 30 menit SRT berhasil melumpuhkan 2 orang pembajak bersenjata di anjungan dan menangkap 1 orang pembajak bersenjata di ruang mesin. SRT juga berhasil membebaskan 5 orang anak buah kapal (ABK) yang di sandera.

Direktur Latihan Bakamla RI Laksma Bakamla Sandy M. Latief turut mengawasi jalannya latihan tersebut. Didampingi okeh jajarannya seperti Kassubdit Penyelenggara Latihan Kolonel Bakamla Julisa Kusumawardana, dan Kasubdit Dukungan Latihan Kolonel Bakamla Ade Prasetia.