Jumat, 26 April 2024 | 17:27
NEWS

Jangan Abaikan Angka Kematian Covid-19

Jangan Abaikan Angka Kematian Covid-19
Ilustrasi covid-19 (Dok Pixabay)

ASKARA - Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengingatkan masyarakat tidak hanya fokus pada positivity rate yang cenderung turun belakangan ini. 

IDI mengingatkan, angka kematian pasien positif Covid-19 juga harus diperhatikan.

"Faktor yang kita lihat bukan hanya sekedar indikator penurunan kasus saja, tapi yang paling penting juga kita harus melihat laju mortalitas," kata Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar IDI Adib Khumaidi dalam keterangan virtual, Senin (1/3).

Dalam sepekan terakhir atau per 20 Februari tercatat, angka positivity rate menurun. Rinciannya 20 Februari 25 persen, 21 Februari 24,9 persen, 23 Februari 17,58 persen, 24 Februari 14,35 persen.

Kemudian pada 25 Februari naik sedikit menjadi 16,97 persen, 26 Februari 20,7 persen, 28 Februari 26,2 persen. Angka positivity rate 1 Maret naik kembali menjadi 35,26 persen.

Sementara itu, kasus kematian pasien Covid-19 masih di atas 100 per hari. Secara kumulatif pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia mencapai 36.325 orang.

Maka itu, pemerintah diminta fokus kembali menguatkan strategi tes, telusur, dan tindak lanjut (3T). Untuk masyarakat tetap patuh terhadap protokol kesehatan 3M, meliputi memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

"Jadi kalau upaya 3T-nya itu bisa dimaksimalkan, ditambah nanti dengan program vaksinasi berhasil dengan baik. Maka target untuk herd immunity bisa kita capai dalam setahun ini seharusnya kita bisa melihat apakah kurva ini benar-benar melandai atau akan naik kembali," imbuhnya.

Menurutnya, ada berbagai faktor yang masih menjadi kendala Indonesia sulit terbebas dari pandemi Covid-19. Pertama, ketidaksiapan sistem kesehatan nasional di dalam menghadapi situasi pandemi.

Kedua, ketergantungan industri dan teknologi kesehatan terhadap luar negeri. Ketiga, sinergi sistem kesehatan nasional yang belum kuat, dan keempat ketidaksiapan serta ketidakpatuhan masyarakat dalam menghadapi situasi pandemi.

"Empat hal itulah yang membawa suatu kondisi, karena bicara terkait problem kesehatan di Indonesia itu sudah banyak dari masalah yang terjadi sebelum pandemi," jelas Adib.

 

Komentar