ASKARA - Konservator Perpustakaan Nasional Australia menemukan cokelat batangan berumur 120 tahun. Cokelat tertua di dunia ini diduga datang dari Perang Boer di tahun 1900.

Cokelat ini ditemukan di dalam kotak penyimpanan milik penyair Australia Andrew Barton Paterson yang akrab dipanggil The Banjo.

Enam batang cokelat yang terlihat utuh ini dibalut dalam jerami dan kertas alumunium. Banjo menyimpan cokelat bersama kertas-kertas miliknya. 

Staf laboratorium konservasi Perpustakaan Nasional Australia (NLA) tak menyangka menemukan cokelat di antara tumpukan puisi, buku harian, dan kliping koran miliknya.

"Ada bau yang cukup menarik saat itu dibuka. (Ternyata) sebungkus cokelat tua milik Banjo dengan cokelat yang masih terbungkus di dalam kotak," jelas Konservator Perpustakaan Nasional Australia Jennifer Todd, seperti dilansir Suara, Selasa (22/12). 

Cokelat yang ditemukan utuh itu menggelitik rasa penasaran konservator. Timbul pertanyaan mengapa Banjo tidak memakannya?

Sebuah teori mengatakan bahwa Banjo sengaja menyimpannya sebagai kenang-kenangan dari Ratu Victoria untuk menghibur pasukan yang turun ke medan pertempuran saat Perang Boer.

Teori ini muncul karena kaleng cokelat memiliki lambang Kerajaan Inggris dengan pesan 'Afrika Selatan, 1900. Saya ucapkan selamat tahun baru, Victoria RI'.

Banjo pernah dikirim ke Afrika pada Oktober 1899 oleh harian Sydney Morning Herald dan The Age untuk meliput Perang Boer. Ia kembali ke Australia setahun kemudian.

Kaleng cokelat dan kliping koran milik Banjo selama menjadi wartawan perang dipegang sendiri olehnya sampai ia meninggal pada 1941. Setelah itu, berkasnya diwariskan turun temurun sebelum diakuisisi oleh Perpustakaan Nasional Australia tahun lalu.

Perpustakaan Nasional Australia saat ini tengah memulai upaya untuk melestarikan dan mendigitalkan koleksi Banjo supaya bisa dibagikan kepada dunia.