ASKARA - Polda Metro Jaya memastikan enam laskar Front Pembela Islam (FPI) yang mengawal Habib Rizieq Shihab mengantongi senjata saat insiden penyerangan terhadap petugas kepolisian. Polisi menyebut, punya bukti kuat kepemilikan senjata tersebut.

 "Penyidik sudah memiliki bukti kuat bahwa si pelaku itu adalah pemilik dari pada senjata api tersebut," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus, Rabu (9/12). 
 
Namun demikian, Yusri belum mau mengungkap bukti tersebut lantaran kasusnya masih didalami penyidik.

"Buktinya ini masih didalami, masih dilakukan investigasi. Nanti akan kita sampaikan kalau investigasinya sudah lengkap," ujar Yusri. 
 
Dalam insiden itu, polisi menyita sejumlah barang bukti antara lain satu pucuk senjata api (senpi) rakitan dan tiga amunisi ukuran 9 mm, satu pucuk senpi rakitan dan 14 amunisi ukuran 9 mm, satu pedang ukuran 1 meter, satu samurai ukuran 1 meter, satu celurit ukuran 60 cm, satu tongkat kayu berujung runcing ukuran 50 cm, satu buah ketapel beserta kelereng sebanyak 10 butir, dan satu unit mobil Chevrolet Spin berwarna abu-abu.
 
"Bukti kepemilikan senjata sudah jelas, kan ada sedikit tembakan kalau enggak salah ada yang (peluru kaliber) 9 mm," kata Yusri.
 
Sementara, pihak FPI membantah enam laskarnya menggunakan senjata api saat peristiwa tersebut. FPI memastikan anggotanya tidak pernah membawa senjata api.

Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI), Munarman mengatakan, kronologi yang dijelaskan pihak kepolisian tidak benar dan jauh dari fakta. Menurut Munarman, tidak ada baku tembak seperti yang diklaim polisi. Sebab, anggotanya tidak ada yang dibekali dengan senjata tajam, apalagi senjata api.

“Yang perlu diketahui, bahwa fitnah besar kalau laskar kita disebut bawa senpi dan tembak menembak dengan aparat. Kami tidak pernah dibekali senpi, kami terbiasa tangan kosong, kami bukan pengecut,” tegasnya.