Alfie Lambe, seorang duta Legio Maria yang sangat berpengaruh bagi umat Katolik di Amerika Selatan. Beliau lahir pada pada hari Jumat, 24 Juni 1932 di Tullamore, Irlandia pada pesta St. Yohanes Pembaptis. 

Alfie Lambe diutus untuk mengembangkan Legio Maria di negara Amerika Selatan. Alfie Lambe bekerja selama 6 tahun untuk mewartakan Legio Maria di Brazil, Ekuador, Uruguay, Argentina, dan Kolombia. 

Alfie ingin melakukan pekerjaan di lading Tuhan karena semangat yang membara untuk jiwa-jiwa yang haus akan kebenaran rohani. Pengorbanan dan kerja kerasnya membawa buah-buah berharga dan perubahan bagi umat Katolik di Amerika Selatan. Alfie Lambe memperkenalkan devosi khusus kepada Bunda Maria sebagai karya yang paling utama. Alfie ingin umat di Amerika Selatan lebih mendalami tentang apa yang mereka Imani dan yakini sebagai orang Katolik yang percaya kepada Bunda Maria sebagai perantara doa kepada Yesus Kristus. 

Berkat semangat dan kerja kerasnya, umat Katolik di Amerika Selatan menjadi lebih mendalami pribadi Bunda Maria dengan menjadi legioner, setia berdoa dan berdevosi kepada Bunda Maria. Jumlahnya semakin bertambah dan Alfie Lambe dinobatkan sebagai duta Legio Maria untuk negara-negara yang ada di Amerika Selatan. 

Alfie meninggal di Buenos Aires pada pesta St. Agnes tanggal 21 Januari 1959 karena kanker perut. Pada setiap tanggal itulah para legioner di seluruh Amerika Selatan memperingatinya dengan berkumpul untuk berdoa dan meminta doa dengan perantaraannya. Ia dimakamkan di lemari besi Christian Christian Brothers, di Pemakaman Recoleta Buenos Aires.

Semangat dan perjuangannya menjadi teladan untuk kita saat ini. Bekerja dengan kasih dan mewartakan kabar sukacita dan mendorong seseorang untuk menjadi pribadi yang lebih religius dengan mendekatkan diri kepada bunda Maria melalui devosi-devosi yang sudah diajarkan melalui penampakan Bunda Maria di Fatima. 

Iman Alfie Lambe yang dewasa juga patut diteladani sebagai kita orang Katolik, bertekun dan setia kepada panggilan Tuhan untuk mewartakan kabar baik untuk semua orang. Menjadi pribadi yang dapat bermanfaat bagi orang lain dan menjadi sarana pertobatan dan keselamatan bagi orang lain. 

Dengan demikian, kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan dapat menjadi sarana kebahagiaan dan keselamatan bagi orang lain sehingga Tuhan senang dan bangga melihat kita dapat melakukan pekerjaan pekerjaan yang mulia dan bermanfaat bagi orang lain sehingga kita kelak dapat merasakan kebahagiaan kekal bersama Yesus di surga karena telah membantu Tuhan dalam melakukan karya-karya Ilahi demi kedamaian dan kebahagiaan bagi banyak orang.

Pascallis Henoch Herutomo yang merupakan salah satu mahasiswa Universitas Airlangga, Surabaya