Senin, 29 April 2024 | 17:49
NEWS

Saling Klaim Kemenangan, Pilpres AS 2020 Jadi Bahan Nyinyiran Netizen China

Saling Klaim Kemenangan, Pilpres AS 2020 Jadi Bahan Nyinyiran Netizen China
Donald Trump dan Joe Biden (Dok ABC News)

ASKARA - Kedua calon presiden Amerika Serikat (AS), baik Donald Trump dan penantangnya Joe Biden mengklaim kemenangannya dalam pilpres AS 2020.

Bahkan pilpres Amerika Serikat diwarnai unjuk rasa karena belum adanya pemenang yang pasti, setelah penghitungan suara di lima negara bagian terhenti. 

Kondisi pesta demokrasi Amerika itu menarik perhatian sejumlah pihak. Tak terkecuali publik China, yang malah menjadikan bahan nyinyiran melalui media sosial.

Calon presiden petahana Donald Trump menjadi sasaran dalam menyampaikan kalimat bernada sindirian tersebut. Lantaran berani mengklaim kemenangan dalam pilpres AS 2020 tanpa bukti.

Deklarasi kemenangan Trump dalam pilpres Amerika dianggap premature, karena hal itu dilakukan sebelum jutaan suara dihitung tuntas. 

"Apakah dia menang atau kalah, misi terakhirnya adalah menghancurkan penampilan demokrasi Amerika," sindir warga China pengguna aplikasi chat Weibo, seperti dilansir dari Reuters, Jumat (6/11).

Alih-alih mendukung Trump dalam pesta demokrasi itu, untuk kembali memimpin Amerika Serikat. Namun netizen malah menyebut jika itu terjadi dapat membawa dampak buruk.  

"Biarkan Trump terpilih kembali dan membawa AS jatuh," tulis pengguna Weibo lainnya. 

Bahkan pengguna media sosial lainnya menyamakan deklarasi kemenangan Trump yang terlalu dini, dengan mengklaim pot dalam permainan mahjong sebelum ronde selesai.

Kondisi tersebut, membuat media pemerintah China memerhatikan berita negatif di Amerika Serikat. Seperti menjelang pemungutan suara menunjukkan gambar toko-toko yang ditutup untuk mengantisipasi kekerasan terkait pemilu.

"Kerusuhan semacam ini biasanya (sebuah) komplikasi pemilu di negara-negara miskin, tetapi orang khawatir itu mungkin muncul di AS. AS sedang mengalami degradasi," kata tweet Hu Xijin, editor Global Times, tabloid nasionalistik yang diterbitkan oleh People's Daily milik Partai Komunis China.

Hubungan antara China dan Amerika Serikat berada pada titik terburuk dalam beberapa dekade karena berbagai perselisihan. Dari persaingan teknologi dan perdagangan, krisis Hong Kong hingga pandemi virus corona. 

Komentar