ASKARA - Petani di wilayah Pajampangan, Kabupaten Sukabumi mulai melirik budidaya umbi porang. 

Belum banyak petani yang mengembangkan tanaman jenis umbi-umbian ini, padahal harga jualnya tinggi dan pasarnya menjanjikan bisa tembus luar negeri.

Petani porang asal Kampung Sindangasih, Desa Cibenda, Kecamatan Ciemas Wiwies Hadyan mengaku sudah menanam bibit porang 350 kilogram di atas lahan seluas 1 hektare.

Dia mengambil lokasi penanaman di Kampung Mareleng, Desa Caringinnunggal, Kecamatan Waluran dan Kampung Bojongkarang, Desa Cibenda, Kecamatan Ciemas.

"Bisa dihitung dengan jari petani di wilayah Pajampangan yang menanam porang karena menganggap pemasarannya cukup sulit, dan tidak enak kalau dimakan," kata Wiwies, dikutip Sukabumiupdate, Selasa (20/10).

Menurut Wiwies, ini penanaman porang yang kedua kalinya. Pada musim tanam 2019 lalu, dia sempat memakai pupuk kandang namun sekarang memakai pupuk organik dan kimia sebagai eksperimen supaya hasilnya bisa dibandingkan.

"Jadi, nantinya ketahuan mana yang harus digunakan. Memang prosesnya lumayan sulit juga terutama dalam mengolah pupuk. Pupuk kandang juga harus diolah dulu selama dua bulan sebelum dimasukkan ke lubang tanaman porang," paparnya.

"Jadi sebelum mengajak ke para petani untuk menanam porang, cara penanamannya dan pemupukan sudah hafal agar nanti hasilnya memuaskan," tambah Wiwies.

Untuk pemasaran, Wiwies siap menampungnya. Bahkan kalau ada petani yang serius, dia akan mengajak kerja sama. Menurutnya, banyak lahan tidur yang bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menanam porang.

"Untuk biaya operasional satu hektare bisa ditanam sebanyak 25 ribu pohon porang. Mulai dari pengolahan tanah dan penanaman, pemeliharaan bisa mencapai Rp 30-35 juta. Estimasi minimnya per satu pohon umbinya bisa menghasilkan satu sampai dua kilogram semusim hujan atau satu tahun," jelasnya.

Dia menambahkan, harga jual umbi porang kini cukup menjanjikan. Bisa mencapai Rp 12 ribu per kilogram.

"Apalagi kalau diiris tipis dikeringkan bisa mencapai Rp 50 ribu per kilogram. Ini sangat potensial bagi petani. Apalagi umbi porang ini sangat dibutuhkan di luar negeri, terutama Jepang untuk kosmetik maupun bahan makanan," tandas Wiwies.