Jumat, 26 April 2024 | 07:50
SELEBRITAS

Soal Video Ospek Unesa yang Viral, Simak Penuturan Ernest Prakasa Ini

Soal Video Ospek Unesa yang Viral, Simak Penuturan Ernest Prakasa Ini
Ernest Prakasa (Instagram)

ASKARA - Pelaksanaan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) atau ospek, yang dilakukan fakultas Ilmu pendidikan (FIP) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menuai banyak kritik pengguna media sosial. 

Salah satunya komika Ernest Prakasa yang menyesalkan dan prihatin dengan cara ospek senior kampus tersebut terhadap seorang mahasiswi baru yang mempermasalahkan ikat pinggang. 

Ospek FIP Unesa digelar pada 9 September 2020 dan ditayangkan secara live melalui YouTube. Dalam video itu terlihat, senior sedang membentak mahasiswi lantaran tidak mengenakan ikat pinggang.

"Lagi viral ospek online. Sial banget kampus karena kontennya video sudah tersebar di media sosial," kata Ernest dalam akun Instagram miliknya @ernestprakasa, Selasa (15/9).

Sutradara film Cek Toko Sebelah itu menyatakan, jika kaitannya dengan ospek tentu sebagian besar pasti pernah mengalami kejadian serupa. Namun, tetap tidak bisa dibenarkan cara-cara seperti itu. 

"Apa yang terjadi dalam video itu pernah elo ngalamin. Lantas bukan berarti itu hal wajar mengangap hal tersebut harus dilestarikan, no," ucap Ernest. 

Komika jebolan kompetisi Stand Up Comedy Indonesia musim pertama itu juga mempertanyakan manfaat dari kegiatan ospek tersebut. Bahkan tindakan dalam video itu dinilai tidak logis. 

"Ospek-ospek seperti itu harus disudahi. Apa sih manfaatnya ospek-ospek seperti itu dan marah-marah?" tanya Ernest.

Kegiatan itu, kata Ernest, kadang justru menjadi kesempatan balas dendam dan meluapkan kemarahannya. Karena mahasiswa saat ini mengalami hal serupa ketika baru pertama masuk kampus.

"Emang menjadi ajang balas dendam pada mulanya menjadi MABA (mahasiswa baru, red) seperti itu dimarahi. Ketika sudah menjadi senior menjadi objek pelampiasan ego," tuturnya. 

"Ingin mendapatkan secercah harga diri dengan cara menindas orang lain gitu, dan universitas memfasilitasi itu seperti apa sih?” tambahnya.

Dia menambahkan, senioritas menjadi kultur yang sulit hilang dalam lingkungan kampus. Seolah-olah senior ingin dihargai karena paling lama di kampus. Bukan karena prestasi yang bermanfaat bagi orang banyak.

"Yang merupakan produk kegiatan seperti ini dalam beberapa dekade adalah budaya senioritas. Orang yang mempunyai nilai value tinggi karena dia masuk kuliah duluan," imbuhnya. 

"Jadi budaya yang membentuk senior lebih hebat dari junior, senior lebih dihargai dari junior itu merupakan melenceng. orang dihargai itu karena prestasinya, value, kehebatan, manfaat. Bukan karena angkatan berapa?" celetuknya. 

Komentar