Sabtu, 27 April 2024 | 12:16
OPINI

R.A. Titin Sumarni, Perempuan Tabah Yang Hebat

R.A. Titin Sumarni, Perempuan Tabah Yang Hebat
R.A.Titin Sumarni

R.A.Titin Sumarni meninggal dalam usia 35 tahun, karena sakit. Marlijn Monroe meninggal dalam usia 36 tahun, karena bunuh diri. Titin Sumarni dinilai sebagai pemain film tercantik di zamannya. Namun ia bukanlah seorang Bom Sek seperti Nurnaningsih.

Raden Ajeng Titin Sumarni adalah seorang mojang Priangan keturunan trah Sumedang namun dilahirkan di Surabaya pada tanggal 28 Desember 1930. Suami pertama Titin adalah Mustari seorang pegawai negeri biasa. Ketika mereka sedang berada di taxi; ban mobil taxinya kempes.

Pada saat itu Harun A Rasyid seorang karyawan dari Studion Golden Arrow menolong mereka. Akhirnya ia memperkenalkan Titin kepada Rd. Arifin yang pada saat itu sedang menggarap film Seruni Laju. Film inilah yang menjadi debutan pertama dari Titin.

Film ini sukses, sehingga Titin dipercayakan untuk memerankan film-film berikutnya. Gadis Olah Raga (1951), Sepanjang Malioboro (1951), Dewa Dewi (1952). Solo Diwaktu Malam (1952), Putri Solo (1953) dan Lewat Jam Maam (1954).

Ketenaran Titin berujung menjadi Gosip Entertain pertama di Indonesia. Hal inilah yang menyebabkan perkawinan pertamanya dengan Mustari kandas. Ia menikah kembali dengan Laurens Saerang Raja Kopra dari Sulawesi Utara.

Titin menikah sebanyak lima kali, antara lain dengan seorang Dubes Malaysia dan seorang Perwira tinggi. Namun Perwira ini tidak mau mengakui perkawinannya dengan Titin. Jadi secara resmi Titin hanya menikah empat kali. Namun dari setiap suami ia mendapatkan seorang anak termasuk dari Perwira Tinggi ini juga. Jumlah anak Titin lima orang.

Titin walaupun begitu sering difitnah dengan dengki dan digosipkan diberbagai macam media. Titin tidak pernah marah ataupun dendam, karenanya. Titin hanya memohon janganlah memberitakan terlalu berlebihan mengenai diri saya. Berita-berita Gosip inilah yang akhirnya menghancurkan hidupnya Titin.

Oleh sebab itu Lingga Wisjnu dalam pengantar buku Rahasia Hidup R.A. Titin Sumarni mencantumkan: dan ia pula menjadi bintang pertama dan hendaknya bintang terakhir kita yang diracun orang dengki dan jahil dengan niat menghabiskan nyawanya.

Ketika Titin ditanya oleh awak media: Peran apakah yang Titin rasakan paling cocok? Titin menjawab: Peranan-peranan TRAGIS. Peranan perempuan yang tertipu dan dibohongi cintanya. Sama saja ketika saya memainkan peranan seorang Gadis Buta dalam film Senjum dan Perempuan Gila dalam Malioboro.

Jawaban ini rupanya keluar dari lubuk hatinya yang terdalam. Sebab hal-hal inilah yang ia sendiri rasakan dan alami di dalam kehidupannya. Titin pernah memiliki rumah mewah di Jalan Dago Bandung. Ia pernah memiliki beberapa mobil lux. Tapi bukan dari hasil uang suaminya, melainkan dari hasil usaha Titin sendiri. Dari hasil jerih keringatnya sendiri Titin pernah memiliki perusahaan film Titin Sumarni Motion Picture Corp. Perusahaan ini bukan hanya perusahaan abal-abal atau hanya untuk pencitraan saja.

Titin adalah pemilik perusahaan film perempuan pertama di Indonesia. Disamping itu Titin salah seorang Produser Film Pertama di Asia Pasifik. Perusahaan Titin telah memproduksi beberapa film. Misalnya: Putri dari Medan (1954), Sampah (1955) dan Saidjah Putri Pantai (1956).

Tetapi kenapa Titin bisa jatuh miskin sedemikian rupa? Perlu diketahui Titin itu termasuk perempuan nyentrik. Memiliki sifat tinggi hati bukannya sombong, tetapi tidak mau diremehkan. Oleh sebab itulah Titin tidak pernah mau ngemis nuntut gono-gini dari mantan suami-suaminya.

Titin selalu meninggalkan rumah yang mereka tinggali bersama dengan tangan kosong. Setiap kali perceraian Titin selalu memulai dari awal lagi - dari NOL. Hal inilah yang membuat hartanya terkuras habis. Disamping itu Titin banyak sekali menolong kawan-kawannya yang tidak mampu!

Titin sudah lama menderita penyakit paru-paru. Titin tidak punya uang untuk berobat. Walaupun demikian Titin tidak pernah sekalipun juga minta bantuan. Entah kepada teman-temannya maupun kepada mantan suaminya. Titin lebih ikhlas menanggung derita penyakit yang menggerogoti tubuhnya sehingga ajalnya tiba.

Dihadapan anak-anaknya sekalipun Titin tidak pernah mau memperlihatkan penderitaannya. Pada saat ia sudah merasa kesakitan yang tak tertahankan lagi. Titin memilih untuk menyendiri di kamar. Sambil menangis dan memohon dalam doa. Namun betapa keji dan betapa teganya awak media yang menggosipkan dia lagi dengan fitnah kotor dan menjijikan. Titin digosipkan ia meninggal di rumah seorang mucikari, karena penyakit kotor! Padahal saat itu Titin sudah wafat.

Kenyataannya Titin meninggal dalam pelukan kelima anak-anaknya yang masih kecil di Rumah Sakit Boromeus. Selain kelima anak-anaknya yang masih kecil tidak ada orang lain lagi yang tertarik akan Titin. Kelima anak-anaknya yang masih kecil memeluk ibunya erat-erat. Maklum mereka khawatir kehilangan ibunya. Sebelum Titin menghembuskan nafasnya yang terakhir.

Kelima anak-anaknya sambil menangis memohon: “Mah jangan tinggalkan kami pergi seorang diri. Kami sayang Mamah dan kami butuh Mamah!” Namun Titin sudah tidak kuat lagi. Sakit yang menggerogotinya sudah sedemikian parahnya. Pada tanggal 15 Mei 1966 Titin menghembuskan nafasnya yang terakhir dalam usia yang masih relatif muda 35 tahun.

Pada saat Titin meninggal ke lima anak-anaknya masih kecil. Langsung teman-temannya merasa terpanggil untuk bantu menggalang dana bagi anak-anaknya sayangnya tidak satu sen juga yang diberikan kepada mereka. Sejak saat itu tidak ada satu pun anaknya yang mau menghubungi; entah teman-teman maupun anggota keluarga Titin yang lainnya.

Anak-anak Titin dititipkan ke Panti Asuhan, karena tidak ada satupun juga yang mau mengurus mereka. Nobody Care ! Mereka dibagikan seperti juga membagikan pakaian bekas yang sudah tidak dipakai lagi. Pada saat Titin dimakamkan hanya dihadiri oleh sembilan orang saja. Antara lain lima anak-anak Titin dan 4 orang lainnya. Peran terakhir Titin; seperti yang didambakan olehnya.

RA Titin Sumarni merupakan Bintang Film tercantik di Indonesia, bahkan Soekarno pun termasuk salah satu pengagumnya. Tetapi dimanakah mereka ketika Titin meninggal? Jangankan orang yang tidak ada hubungan dekat dengan Titin. Semua mantan suaminya pun tidak ada satupun yang hadir. Seperti juga pepatah; habis manis sepah dibuang!

Mang Ucup pengagum RA Titin Sumarni

Komentar