Kamis, 23 Mei 2024 | 22:43
NEWS

Simpati Ridwan Kamil untuk Pemuda Bernama Anjay

Simpati Ridwan Kamil untuk Pemuda Bernama Anjay
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (Humas Pemprov Jabar)

ASKARA - Penggunaan kata "anjay" baru-baru ini ramai diperbincangkan pengguna media sosial. Kata itu menuai pro kontra karena sempat dipermasalahkan dan dinilai kasar. 

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil justru memberikan rasa simpati dan semangat kepada seorang pemuda bernama Anjay Saiful Islam. Hal itu disampaikannya melalui akun media sosial. 

Ridwan Kamil juga mengunggah foto identitas pemuda tersebut. Dalam unggahan tersebut ada penggalan kalimat bertuliskan bahwa dia bangga memiliki nama dan panggilan Anjay. 

"Simpati saya buat Bang @anjay_saiful_islam. Sing (tetap) sabar dan Insya Allah semua ada hikmahnya," ucapnya dalam akun Instagram miliknya @ridwankamil, Senin (7/9). 

Kang Emil sapaan akrabnya menyatakan, bahwa nama pemuda itu memiliki makna yang dalam. Baik itu di bahasa Arab maupun kitab suci Al-Quran. 

"Namanya (Anjay) ada di Al Quran dan orang tua pasti niatnya baik sekali saat memberi nama itu," terang Kang Emil. 

Mantan Walikota Bandung itu tidak ingin membahas polemik istilah kata "anjay". Karena dapat menguras waktu dan energinya. 

"Hari-hari ini kita sering bising oleh hal yang remeh temeh dan sering menghabiskan waktu produktif kita," cetusnya. 

Kang Emil mengajak pengguna media sosial untuk memberikan dukungan kepada pemuda bernama Anjay Saiful Islam. 

"Ayo kita semangati dengan hadiahi bang Anjay dengan follow akunnya," ajaknya.

Unggahan itu langsung mendapat respons positif dari sejumlah netizen dan akun media sosial pemuda bernama Anjay. "Makasih banyak pak, udah perhatian sama saya," timpal akun Instagram milik @anjay_saiful_islam

Beberapa waktu lalu, istilah kata "anjay" turut dilaporkan oleh public figure sekaligus Youtuber Lutfi Agizal pada Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Lutfi melaporkan ke KPAI terkait penggunaan istilah "anjay" karena dianggap sebagai salah satu bentuk kekerasan verbal.

Komentar