Sabtu, 25 Mei 2024 | 11:20
COMMUNITY

Tengok Manfaat Drone untuk Bidang Pertanian Ala Irendra Radjawali

Tengok Manfaat Drone untuk Bidang Pertanian Ala Irendra Radjawali
Ilustrasi drone pertanian (Jogjasky.com)

ASKARA - Penggunaan drone yang praktis banyak digunakan untuk mencapai banyak tujuan. Memiliki sejumlah motor penggerak, dilengkapi dengan komponen elektronik dan sensor tertentu. 

Pendiri Swandiri Institute, Irendra Radjawali bercerita ketika menjadi staf pengajar di Fakultas Ekologi Politik Universitas Bonn, Jerman. Dia hendak melakukan riset di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kapuas, Kalimantan Barat.

Radja sapaan akrabnya, mengerjakan beberapa proyek pemetaan kawasan di Kalimantan. Saat itulah, dia melihat kebutuhan untuk bisa memanfaatkan drone yang murah. 

Drone ciptaannya berhasil digunakan untuk berbagai proyek sosial di sejumlah wilayah di Tanah Air. Bahkan memetakan lokasi bencana dalam hitungan jam. Pengalaman itu terjadi pada tahun 2014 silam. 

"Saya mulai mengantar alat-alat kesehatan ke puskesmas dan pusat kesehatan yang sangat terpencil di Kalimantan dan Sulawesi," kata Radja dalam kelas virtual Cara Membuat Drone secara mandiri, Sabtu (22/8).

Seiring boomingnya drone, maka pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari kian beragam. Seperti pengecekan kondisi jembatan maupun untuk pertanian presisi. 

Radja mengatakan, kegunaan drone untuk pertanian tidak sekedar untuk menyemprot atau membantu untuk menyebarkan pupuk. Namun ada manfaat lebih besar dari itu. Tentu lebih menguntungkan para petani. 

"Pertanian presisi nggak cuma nyiram-nyiram tok. Kalau drone nyiram pertisida itu betul, tapi itu sudah dihilirnya, kita bisa gunakan pertanian presisi di hulunya," ucapnya.

Ketika dia menyelesaikan risetnya, ibu-ibu di Kalimantan Barat mengeluh karena gagal panen hingga empat kali. Mengetahui hal itu, Radja mencari cara untuk bisa mengembalikan hasil padi mereka.

Ternyata caranya sederhana, mempelajari peranan jenis cahaya dalam proses fotosintesis. Merupakan proses pemanfaatan enegi matahari oleh tumbuhan hijau yang terjadi pada kloroplast.

Dari semua radiasi matahari yang dipancarkan, hanya panjang gelombang tertentu dimanfaatkan tumbuhan proses fotosintesis. "Paling panjang gelombangnya itu inframerah. Paling tinggi ultraviolet. Ternyata yang dipakai tanaman itu inframerah," terangnya.  

Kemudian dia menerapkannya ke tanaman padi, dronenya diikatkan yang dipasangkan kamera agar bisa menangkap inframerah. Drone tersebut terbang secara vertikal. 

Kemampuan drone sekali terbang baterainya bisa tahan 1,5 jam. Jika itu terbang di atas 300 meter di atas permukaan tanah. Maka sekali terbang bisa seluar 1.000 hektare. 

"Kita bisa manfaatkan teknologi murah ini. Sehingga kita tahu betul mana yang diurusin dan mana yang tidak. jadi tidak menghabiskan waktu, kita langsung presisi ke pohon ini," tandasnya. 

Komentar