ASKARA - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memaparkan perkembangan pandemi kepada Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo saat berkunjung ke Kota Bandung. 

Tercatat, ada penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 83. Untuk pasien sembuh 32 orang dan meninggal satu orang. Data tersebut dihimpun per hari ini (Kamis, 6/8). 

Angka itu lebih rendah ketimbang data sehari sebelumnya dengan penambahan kasus positif 125 dan pasien yang dinyatakan sembuh 10 orang.

Kang Emil, sapaan akrabnya, menyampaikan bahwa tantangan yang dihadapi dalam penanganan Covid-19 yakni jumlah pengetesan per hari. Tingginya populasi penduduk Jabar menjadi kendala selanjutnya. Jabar sejauh ini sudah melakukan sebanyak 160 ribu tes. 

"Jawa Barat itu karena penduduknya paling besar pak yaitu 50 juta, maka secara teori memang potensi kerawanannya itu paling besar. Semakin tinggi populasinya, tingkat risikonya makin tinggi," jelasnya di Gedung Negara Pakuan.

Kang Emil menambahkan, secara umum pihaknya baru bisa dengan kapasitas 5000 per hari. Jika dikalikan tujuh hari kurang lebih sekitar 35 ribu. 

"Mimpinya sih kalau bisa 50 ribu per minggu atau lebih," katanya.

Mengenai kebijakan pemerintah, Kang Emil menyatakan bahwa saat ini terdapat dua opsi yang dapat dipilih yaitu karantina dan penggunaan masker. 

"Ada studi dari konsultan ekonomi bahwa lockdown dengan pakai masker itu sama menurunkan derajat penularan. Tetapi lockdown ada dampak ekonomi sosial, kalau pakai masker tidak," tutur Kang Emil.

Kedua pilihan itu memiliki dampak baik bila dilihat dari sisi kesehatan. Namun opsi karantina atau lockdown memiliki risiko mengganggu jalannya dimensi ekonomi dan sosial. 

Berangkat dari alasan tersebut, Kang Emil menyatakan penggunaan masker adalah pilihan yang tepat. 
"Maka kami meyakini hari ini cuma satu saja, kampanye pakai masker kalau ekonomi mau tetap berjalan, kalau kegiatan mau tetap berjalan, kalau sekolah mau pelan-pelan dibuka. Itulah kenapa kami sudah membagikan masker gratis," jelasnya.

Mantan wali Kota Bandung itu pun berharap agar Jabar dapat melaksanakan pengetesan dengan jumlah tinggi, lantaran jumlah penduduk yang banyak. 

"Permohonan Jawa Barat hanya satu yaitu meningkatkan rasio testing," tutup Kang Emil.